Page 21 - KLIPING BELMAWA 9 APRIL pagi.docx
P. 21

dokter dilakukan sejak awal ketika pembelajaran berlangsung. "Jangan produknya yang harus distandardisasi. Kasihan [lulusan] FK [Fakultas Kedokteran] yang sudah berstandard bagus, mereka harus ujian lagi," ujar dia.
Pudjo mengakui standardisasi kualitas pembelajaran di setiap fakultas kedokteran memang akan berdampak pada seleksi mahasiswa yang ketat di seluruh kampus. Namun, kata dia, hal tersebut perlu jika memang pemerintah mendambakan lulusan fakultas kedokteran yang berkualitas. "Bukannya kami mau menghambat orang belajar, tapi pemerintah harus menatanya dengan baik. Pasalnya, fakultas kedokteran sangat berkaitan dengan nyawa manusia," ujar dia. Sebelumnya, Permenristekdikti Nomor 11 tahun 2016 juga sempat dikritik oleh Pergerakan Dokter Muda Indonesia (PDMI) karena dinilai menyulitkan para lulusan fakultas kedokteran mendapatkan ijazah. Sebab, mereka harus mengikuti uji kompetensi terlebih dahulu sebelum menerima ijazah dan bekerja secara profesional.
"Peraturan ini telah menghalangi kami untuk mendapatkan Ijazah Dokter padahal kami telah menyelesaikan semua proses pembelajaran dan telah dinyatakan lulus oleh Fakultas Kedokteran," ujar Ketua PDMI Tengku A. Syahputra melalui keterangan tertulisnya pada Senin lalu. Baca juga: Wajib Kerja Dokter Spesialis Berakhir, Kemenkes: Tunggu Gantinya! Baca juga artikel terkait KEDOKTERAN atau tulisan menarik lainnya Alfian Putra Abdi (tirto.id - Pendidikan) Reporter: Alfian Putra Abdi Penulis: Alfian Putra Abdi Editor: Addi M Idhom
Baca selengkapnya di Tirto.id dengan judul "PB IDI Kritik Peraturan Menristek Soal Sertifikat Profesi Dokter", https://tirto.id/pb-idi-kritik-peraturan- menristek-soal-sertifikat-profesi-dokter-dlx1.
Follow kami di Instagram: tirtoid | Twitter: tirto.id


































































































   19   20   21   22   23