Page 3 - KLIPING BELMAWA 29032019 (SORE)
P. 3

Judul
Indonesia Disebut Masih Kekurangan SDM Dibidang Kecerdasan Buatan
Media
Jawa Pos Online
Terbit
29 Maret 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://m.jawapos.com/nasional/29/03/2019/indonesia-disebut- masih-kekurangan-sdm-dibidang-kecerdasan-buatan/
PR VALUE
Rp.15,000,000
Jurnalis
Y esika
Indonesia Disebut Masih Kekurangan SDM Dibidang Kecerdasan Buatan
NASIONAL
29 Maret 2019, 10:42:41 WIB
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meresmikan Tokopedia-UI Artificial Intelligence Center of Excellence (Pusat Unggulan Kecerdasan Buatan) di Universitas Indonesia, Depok (28/3). (Dok. Humas Kemenristekdikti)
JawaPos.com – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyebut Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) dibidang kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), baik secara kuantitas maupun kualitas. Hal itu dikatakan saat peresmian Tokopedia-AI Center of Excellence (Pusat Unggulan Kecerdasan Buatan) di Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (28/3).
Kolaborasi antara UI dan salah satu perusahaan startup ‘unicorn’ itu merupakan langkah penting untuk melahirkan para ahli kecerdasan buatan di Indonesia yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan startup dan industri, baik dalam maupun luar negeri.
“Nanti lulusan dari perguruan tinggi, dari UI bisa langsung dimanfaatkan oleh industri, termasuk dalam hal ini Tokopedia. Kalau ini bisa dilakukan secara massif, maka Indonesia ke depan tidak akan mengalami kesulitan dalam sumber daya manusia. Sekarang para startup masih kesulitan mencari resources di bidang artificial intelligence yang dibutuhkan industri tersebut,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Jumat (29/3).
Nasir menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan dunia kerja atau industri. Perguruan tinggi harus dapat bersinergi dengan dunia industri agar tidak terjadi jarak antara lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan di dunia kerja. “Kemenristekdikti mendorong perguruan tinggi ke depan dapat berkolaborasi dengan


































































































   1   2   3   4   5