Page 3 - KLIPINGBPPT09102019SORE
P. 3

Saat ini Indonesia masih mengimpor lebih dari 95 persen bahan baku obat termasuk obat generik. Padahal Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dapat menjadi pasar yang besar untuk kebutuhan obat. Sementara, Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas nomor dua terbesar di dunia yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku obat dan pangan.
Sejumlah pemangku kepentingan yang hadir antara lain perwakilan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan Dewan Riset Nasional untuk bidang kebijakan, Kementerian Kesehatan, Tokyo Agriculture University, RIKEN Center for Sustainable Resource Science, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UG), Universitas Airlangga, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menurut Soni, jaringan kuat antar peneliti merupakan kunci keberhasilan pengembangan obat, disertai kolaborasi antara pemerintah, akademisi dan industri yang menjadi kunci diseminasi hasil inovasi ke masyarakat luas.
Dalam simposium itu, juga hadir perwakilan dari institusi riset Indonesia seperti Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, LIPI, BPOM, Kementerian Kesehatan, KKP, Lembaga Eijkman, UI, Universitas Airlangga, UGM, IPB dan Universitas Brawijaya.
Melalui simposium tersebut, diharapkan dapat terjadi pertukaran informasi serta penguatan jejaring dan kolaborasi riset, sehingga kerja sama riset bidang kesehatan yang melibatkan berbagai lembaga riset dari Jepang dan Indonesia dapat terwujud.
Selain itu, strategi untuk mewujudkan implementasi hasil riset kesehatan tersebut dapat direkomendasikan kepada kementerian dan regulator terkait.*
Pewarta: Martha Herlinawati S Editor: Erafzon Saptiyulda AS COPYRIGHT © ANTARA 2019


































































































   1   2   3   4   5