Page 4 - KLIPINGBELMAWA28072019PAGI
P. 4
ada juga yang nyinyirin Nasir. "Apapun alasannya, Radicalism in campus is dangerous. Dan itu mesti dicegah dan dibasmi. Urusan akademis tetep aja jalan," ujar akun @revofebri. Cuitan itu diamini @justinusas.
Berita Terkait : Cabut Pembatasan Medsos, Rudiantara, Kini Dipuji "Tumpas habis kelompok-kelompok radikal intoleran yang berniat mengubah NKRI menjadi negara khilafah. Tumpas aktivitas infiltrasi ideologi khilafah terhadap anak-anak sekolah, mahasiswa, ASN, pegawai BUMN maupun terhadap masyarakat luas," cuitnya.
Tweeps @fa0efc1 pun setuju dengan langkah Nasir. "Setuju banget pak radikalisme harus segera diberantas sebelum beranak pinak," dukungnya, dibenarkan @beesibontot. "Naahhh iyah nih mantul bro idenya." Warganet pemilik akun @hanief_ibrahim melengkapi. "Lebih baik juga membuat program atau strategy bagaimana mahasiswa agar tidak terpapar radikalisme."
Sementara akun @soerdjoadjigmail menilai Nasir kurang kerjaan. "Pak Nasir kurang kerjaan. Di kalangan mahasiswa isu radikalisme sudah kuno, membosankan. Coba pak buat pernyataan yang lebih berkualitas deh," kicau akun ini disambut kritikan @yansprasetiadi. "Masalah kesejahteraan SDM perguruan tinggi lebih urgen, biarkan para dosen dan mahasiswa mengembangkan wacana intelektual, mohon jangan bungkam daya kritis mereka, sebab masyarakat menantikan peran intelektual membangun negeri ini."
Berita Terkait : Warga Ngeluh Jadi Kurang Update Nih...
Sementara akun @jiem_om meminta pemerintah memantau masuknya narkoba, yang jelas merusak moral anak bangsa." Sementara akun @nadzahrah mencuit yang seharusnya didata orang miskin, terus disejahterakan. Jika sudah sejahtera berpendidikan pasti tak akan punya pemikiran aneh-aneh.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyebut, saat ini ada sekitar 23 persen mahasiswa terpapar radikalisme dan setuju pembetukan negara khilafah. [FAQ]