Page 33 - KLIPINGBELMAWA30092019SORE
P. 33

Judul
Menristekdikti Bukan Pawang Mahasiswa
Media
Tirto
Terbit
30 September 2019
Tone
Negatif
Hal/link
https://tirto.id/menristekdikti-bukan-pawang-mahasiswa- eiXG
PR VALUE
Rp.30,000,000
Jurnalis
Fajri
Menristekdikti Bukan Pawang Mahasiswa 30 September 2019 Dibaca Normal 2 menit Pesan Presiden Jokowi untuk meredam amarah mahasiswa dengan meminta Menristekdikti berdialog terdengar sebagai solusi yang menyejukkan, namun berpotensi blunder. Dialog antara menteri dengan rektor dan mahasiswa memang terdengar ideal. Namun, jika dilaksanakan, niscaya Menristekdikti akan kewalahan menanggapinya. Sebab, dialog bersifat dua arah—itu pun kalau menteri memang benar mau mendengarkan aspirasi mahasiswa, ia akan kelimpungan dengan ragam suara yang ia dengar. Lain halnya jika dialog yang dimaksud adalah ceramah. Jika memang itu cara yang ditempuh, niscaya tidak akan ada mahasiswa yang mau menghadirinya. Bahaya lain dalam penyelesaian seperti ini adalah pemeliharaan budaya patronase yang masih menancap dalam kultur akademik kita. Terlebih jika sosok Menteri dianggap seperti ‘orangtua’ yang menyampaikan wejangan kepada ‘anak-anaknya’, yakni para mahasiswa. Yang didambakan mahasiswa adalah dialog yang setara. Di sisi lain, ini tentu juga mensyaratkan mahasiswa yang paham adab dan keinginan untuk berperilaku dewasa. Baca juga: Editorial Tirto: Kami Bersama #GejayanMemanggil Terlepas dari masalah cara berdialog, ada baiknya, niat baik tersebut diiringi dengan refleksi mengenai peran Menristekdikti dalam dinamika universitas dan kebebasan berekspresi dan kebebasan akademik. Sebab, demonstrasi yang berujung ricuh (bahkan kematian) bisa jadi adalah isyarat dari kebebasan akademik yang ingkar pada khitahnya. Argumen ini didasari pada banyaknya kasus pelarangan atau pembubaran diskusi yang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Berikut beberapa catatan yang patut dibeberkan di sini: Mei 2012 : Diskusi yang menghadirkan Irshad Manji di UGM (Yogyakarta) dibubarkan pihak kampus Desember 2014: Pemutaran film Senyap dibubarkan di UGM, ISI, dan beberapa tempat lainnya di Yogyakarta November 2015: Diskusi mengenai LGBT di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Semarang) dibubarkan pihak kampus Mei 2016: Diskusi Marxisme di Institut Seni Budaya Indonesia (Bandung) dibubarkan massa Maret 2018: Diskusi mahasiswa Universitas Nasional (Jakarta) dibubarkan pihak kampus September 2018: Diskusi Marxisme oleh KSM Eka Prasetya Universitas Indonesia tidak diizinkan pihak universitas Oktober 2018: Diskusi mengenai sejarah dibatalkan oleh Universitas Negeri Malang karena pembicara dituding terafiliasi kelompok komunis. Maret 2019: Pembubaran diskusi di Universitas Halu Oleo (Kendari) oleh pihak kampus Ketika hasrat berdialog di kampus sudah sedemikian terpasung, maka tidak heran jika batin mahasiswa


































































































   31   32   33   34   35