Page 11 - KLIPINGBPPT04102019SORE
P. 11
Data rinci itu pun akan disinkronisasi dengan Big Data cuaca yang biasanya digunakan BMKG untuk pelayanan terkait info cuaca.
Big Data cuaca itu akan memuat data lengkap terkait prediksi kapan, di mana, dan seperti apa intensitas hotspot tersebut.
Melalui data yang diberikan itu, nantinya mesin bisa mempelajari dan menunjukkan seberapa besar potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di suatu daerah.
Selanjutnya, upaya mitigasi bisa diperkuat melalui prediksi itu, yakni dengan melakukan SMART TMC di wilayah yang menjadi titik rawan kekeringan karhutla.
"Nah itu dimitigasi oleh Teknologi Modifikasi Cuaca, supaya kita bisa mencegah gagal panen, mencegah kebakaran hutan dan lahan serta mencegah bencana- bencana lainnya yang berbasis hidrometeorologi," papar Hammam
Terkait SMART TMC, sistem ini nantinya akan menghasilkan 'Decision Support System' yang akan membuat pelaksanaan operasi TMC menjadi lebih akuntabel.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengharapkan dengan peningkatan pengetahuan teknologi melalui pemanfaatan big data cuaca dan model prediksi cuaca, maka TMC dapat dilaksanakan lebih efektif dalam upaya mitigasi dan penanganan cuaca seperti karhutla dan kekeringan.
"Segera setelah pengetahuan baru dapat, teknologi baru dapat, kita akar rumputkan," ujar Herizal.