Page 18 - KLIPINGBPPT26032019 (Pagi)
P. 18
Judul
PLTSa, Mengubah Sampah jadi Komoditi lewat Teknologi
Media
Kompas.com
Terbit
26 Maret 2019
Tone
Positif
Hal/link
https://edukasi.kompas.com/read/2019/03/25/22404271/pltsa- mengubah-sampah-jadi-komoditi-lewat-teknologi
PR VALUE
Rp.60,000,000
Jurnalis
Yohannes
PLTSa, Mengubah Sampah jadi Komoditi lewat Teknologi YOHANES ENGGAR HARUSUSILO Kompas.com - 25/03/2019, 22:40 WIB Peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih Bantargebang oleh Menko Bidang Kemaritiman Luhut Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menristekdikti Mohamad Nasir dan BPPT Hammam Riza di PLTSa Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (25/3/2019).(Dok. Kemenristekdikti) KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih Bantargebang resmi beroperasi. Peresmian dilakukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza di PLTSa Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (25/3/2019).
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan PLTSa diharapkan dapat menjadi solusi pengelolaan sampah nasional terutama di kota besar Indonesia. Mohamad Nasir menjelaskan dalam sehari, DKI Jakarta memproduksi 8.000 ton sampah, sedangkan Kota Bekasi mencapai 1.800 ton. Adanya PLTSa ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah sampah, baik di DKI Jakarta maupun di Kota Bekasi. Sampah sebagai komoditi “PLTSa Merah Putih Bantargebang ini merupakan ‘pilot project’ sehingga baru mampu mengolah100 ton/hari, kita dorong BPPT untuk menghasilkan teknologi yang mampu mengolah 2.000 hingga 5.000 ton per hari, “ ujar Menristekdikti dilansir dari rilis resmi Kemenristekdikti.
Menteri Nasir mengajak semua pihak merubah paradigma agar tidak hanya menjadikan sampah sebagai sumber masalah yang harus dibuang, namun menjadikan sampah sebagai sebuah komoditi. Sampah yang dikelola dengan baik akan menghasilkan nilai tambah seperti listrik yang akan dihasilkan oleh PLTSa Merah Putih. “Sampah dianggap menjadi komoditi. Tahun 2021 jika pengelolaan sampah tidak dilakukan dengan serius dan sistematis, beberapa kota di Indonesia akan mengalami situasi darurat sampah. Oleh karena itu perlu ada teknologi pengelolaan