Page 5 - KLIPINGBPPT26032019 (sore)
P. 5
Small-scale Gold Mining (ASGM), Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) dan Global Environment Facility (GEF) bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) meluncurkan proyek Global Opportunities for Long-term Development – Integrated Sound Management of Mercury in Indonesia’s Artisanal and Small-scale Gold Mining (Gold-Ismia). Gold-Ismia yang akan berjalan selama 5 tahun ini (periode 2019-2024) juga merupakan bagian dari program Global Environment Facility – Global Opportunities for the Long-term Development in the ASGM Sector (Gef-Gold) yang dilaksanakan di delapan negara secara bersamaan yakni Indonesia, Burkina Faso, Colombia, Guyana, Kenya, Mongolia, Peru dan Filipina.
Dadan Moh. Nurjaman, Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Mineral BPPT menggarisbawahi bahwa pelarangan penggunaan merkuri pada aktivitas produksi tambang emas atau tambang rakyat tidak berarti bahwa kegiatan penambangan tersebut dilarang untuk dilakukan. Akan tetapi, dalam proyek Gold- ISMIA, BPPT memperkenalkan teknologi pengelolaan emas non merkuri berbasis karakteristik biji emas lokal.
“Sebenarnya dengan penggunaan merkuri efisiensi produksi emasnya itu kecil hanya dibawah 50%, katakan dari 10 gram emas yang ada di tanah itu hanya bisa diambil sekitar 5 gram tetapi kelebihan dari [penggunaan] merkuri masyarakat dapat mengolah atau mendapatkan emas, tetapi bahayanya adalah [kandungan] merkuri itu persisten, tidak bisa dihilangkan, makin terdegradasi secara biologi semakin berbahaya,” jelasnya. Alternatif untuk ekstraksi emas yang dilakukan BPPT sejak tahun 2014 menemukan bahwa ada dua cara untuk mengekstrak emas.
“Secara garis besar tipe [endapan emas] ada dua yakni tipe primer dan tipe sekunder,” paparnya. Tipe emas sekunder itu adalah emas yang biasanya terlihat di sungai- sungai atau di dataran rendah. Partikel emas sekunder relatif kasar.
“Karena partikelnya relatif kasar, kita mengintroduksi dengan metode gravitasi, dan nanti langsung mendapat konsentrat emas sehingga emasnya bisa langsung diambil tanpa menggunakan bahan kimia,” lanjutnya.
Kemudian untuk tipe emas primer biasanya ditemukan di bukit-bukit dan pegunungan biasanya sudah bercampur dengan mineral lainnya dan tipe emas ini merupakan tipe emas yang dicari oleh para petambang rakyat.
“[Tipe emas primer] sangat sulit diolah secara gravitasi, itu harus menggunakan bahan kimia,” kata Dadan.
Dadan melanjutkan bahan kimia pengganti merkuri yang dapat digunakan oleh petambang rakyat yang mudah diperoleh dan dapat dikelola untuk emas tipe primer adalah sianida.
“Sianida itu mudah didestruksi, kami di BPPT sudah menemukan teknologi untuk mendestruksi limbah sianida dalam waktu empat jam dari 200 ppm sisa pengolahan