Page 37 - KLIPINGBPPT25032019 (sore)
P. 37
PILOT project Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, diresmikan pada Senin (25/3/2019).
Peresmian itu dilakukan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, maupun perwakilan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pilot project PLTSa di TPST Bantargebang ini dikerjakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Peresmian ditandai dengan penekanan sirene tanda pilot project diresmikan. Setelah ini penandatanganan prasasti 'Pilot Project Pengelolaan Sampah Proses Termal/ PLTSa Bantargebang.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan, penelitian hingga pembangunan PLTSa dilakukan selama kurang dari satu tahun.
"Kurang dari satu tahun ini selesai. PLTSa ini menggunakan teknologi termal. Ini bisa mengelola 100 ton per hari," ucapnya.
Ia menambahkan, PLTSa ini juga diberi nama Merah Putih. Hal tersebut dikarenakan alat maupun teknlogi yang digunakan sebagian besar buatan dalam negeri.
"Semua alat dan yang terlibat dalam proses ini anak bangsa semua. Karya anak bangsa, jadi kita tidak ragu untuk beri nama PLTSa Merah Putih," ungkapnya.
Menristekdikti Mohammad Nasir mengatakan, dengan diresmikannya PLTSa Bantargebang ini, diharapkan mampu menjadi sebuah percontohan bagi kota lain. Di mana, kapasitas pengolahan sampah PLTSa mencapai 100 ton per hari mampu menghasilkan listrik sebagai bonus sebanyak 700 kilowatt hour.
"Ini jalan pintas kita dalam melakukan kajian pengolahan sampah di Indonesia. Di Bantargebang ini jadi pilot project-nya," ujarnya.
Ia menambahkan, langkah ini sebagai percepatan perwujudan penerapan PLTSa yang ada di kota atau kabupaten.
"Sampah ini menjadi persoalan yang harus segera ditangani. Pilot project PLTSa Bantargebang ini diharapkan dapat meminimalisir persoalan sampah di setiap-setiap daerah," jelasnya.
Sedangkan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pilot project ini bisa menjadi model percontohan bagi daerah-daerah lain dalam mengelola sampah.
Terlebih, alat dan para pekerja yang terlibat melibatkan anak bangsa.
"Jangan terlalu habiskan energi untuk hina saling fitnah. Lebih baik habiskan energi untuk buat seperti ini, pikirkan tumpukan sampah yang terus bertambah," kata Luhut Binsar Panjaitan.