Page 7 - KLIPING BELMAWA05042019(SORE)
P. 7

Sementara Prof. Dr. Arskal Salim, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Kemenag, menyampaikan pentingnya seorang dosen dan guru agar mampu mendorong siswa senang membaca. Kemampuan membaca akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam merespons berbagai hal di lingkungannya.
“Saya sangat setuju dengan pendekatan Program Pintar Tanoto Foundation yang melatih dosen, guru, dan kepala sekolah khususnya untuk mengembangkan budaya baca. Karena, budaya baca adalah cara paling efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Siswa yang senang membaca akan lebih siap untuk belajar,” katanya. Selain melatih para dosen, menurut Stuart Weston, Direktur Program PINTAR Tanoto Foundation, para kepala sekolah dan guru-guru di 90 sekolah dan madrasah mitra LPTK juga dilatih praktik baik dalam pembelajaran, manajemen berbasis sekolah dan budaya baca. Sekolah dan madrasah mitra LPTK tersebut dipersiapkan untuk menjadi tempat praktik mengajar yang baik bagi mahasiswa calon guru.
“Bila mahasiswa praktik mengajar di sekolah yang baik, harapannya mereka bisa memiliki pengalaman mengajar yang baik. Ketika mereka menjadi guru maka sudah terbiasa untuk mengembangkan pembelajaran aktif dan budaya baca,” katanya. Program PINTAR saat ini sudah diimplementasikan di 10 LPTK yang tersebar di 5 provinsi. 10 LPTK tersebut adalah Universitas Mulawarman, IAIN Samarinda (Kalimantan Timur), Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), UIN Walisongo (Jawa Tengah), Universitas Jambi, UIN Sultan Thaha Saifuddin (Jambi), Universitas Riau, UIN Sultan Syarif Kasim (Riau), Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, dan UIN Sumatera Utara.
Mahasiswa PGSD Membaca Setiap Hari
Implementasi hasil pelatihan tersebut sudah mulai dirasakan mahasiswa dalam
perkuliahan. Seperti yang dilakukan oleh Dr. Yantoro, Dosen PendidikanGuru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Jambi (UNJA).
Sebelum perkuliahan di mulai, dia mengajak mahasiswanya membaca senyap. Mahasiswa membaca buku atau bahan bacaan yang disediakan selama 15 menit. ”Kegiatan ini oleh-oleh dari pelatihan Tanoto Foundation. Saya ingin membiasakan mahasiswa membaca buku atau bahan bacaan perkuliahan,” tukasnya.
Pada kegiatan membaca senyap tersebut, mahasiswa diperbolehkan membaca buku dari gawai pintar yang mereka miliki. Mereka bisa mengunduh buku-buku bacaan tersebut dari elektronik file yang diberikan melalui aplikasi WhatsApp.
“Yang terpenting kegiatan ini bisa membuat mahasiswa terbiasa dan senang membaca. Mereka akan menjadi guru yang mengajak siswanya untuk senang membaca sehingga mahasiswa perlu ditumbuhkan kesenangan membaca buku,” tukas Yantoro yang juga mengaku program membaca ini diterapkan untuk mahasiswa Pascasarjana.
Mahasiswa ternyata merespons positif kegiatan ini. Mereka merasa minat bacanya dibangunkan setelah lama tertidur.


































































































   5   6   7   8   9