Page 16 - KLIPINGBPPT08042019(sore).docx
P. 16
yang membuatnya di Indonesia," kata Kepala BPPT Hammam Riza usai launching komersial pabrik rubber airbag di PT SLP Kabupaten Cirebon, Jabar, Senin (8/4/2019).
Hammam mengatakan saat ini sebanyak 240 perusahaan yang bergerak dalam bidang galangan kapal. Artinya, lanjut dia, ada potensi untuk mengembangkan produksi rubber airbag asli buatan Indonesia.
"Rubber airbag ini sangat membantu industri galangan kapal. Karena mempermudah proses reparasi dan pembuatan kapal baru. Biaya investasinya juga lebih murah dibandingkan membangun galangan konvensional," kata Hammam.
Hammam mengatakan rubber airbagi menggunakan karet alam Indonesia. Sehingga, lanjut dia, adanya produksi rubber airbag diharapkan bisa menyerap penggunaan karet Indonesia.
"Indonesia ini produsen karet alam terbesar nomor dua dunia, mencapai 3,6 juta ton. Penggunaannya saat ini untuk ban, belt conveyor, benang karet dan lainnya. Hanya 15% dari produksi domestik. Ini bisa menyerap karet dalam negeri hingga 600 ton per tahun," katanya.
Lebih lanjut, Hammam menyebutkan industri rubber airbag memiliki nilai tingkat kandungan nilai dalam negeri (TKDN) mencapai 80%. Ia berharap industri rubber airbag meningkatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri).
"Saat ini kita fokuskan dulu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ke depannya kita bisa ekspor rubber airbag ini," ucapnya.
Direktur PT SLP Martinus Limansubroto menambahkan produk rubber airbag tersebut merupakan salah satu produk pertama yang diproduksi secara komersil di Indonesia. "Belum ada pabrik yang memproduksi ini di Indonesia. Ini sangat baik untuk industri perkapalan. Karena bisa membantu mempersingkat waktu dan biaya perbaikan kapal," kata Martin.
Martin menerangkan produk rubber airbag yang selama ini digunakan perusahaan galangan kapal Indonesia berasal dari Tiongkok. "Ukurannya ini 12 meter panjangnya, diamter 2 meter. Kita terus kembangkan, disesuaikan dengan kebutuhan pasar," ucapnya.