Page 3 - KLIPING BELMAWA28032019(PAGI)
P. 3
"Contohnya saja penjaga pintu jalan tol karena sudah memakai e-money. Sehingga tenaga kerja alami grade shifting atau pergeseran tenaga kerja," kata dia.
Namun pekerjaan lainnya sebagai pengganti juga belum jelas. Saat ini sudah ada 1,8 juta pekerjaan sudah hilang. Di perguruan tinggi juga akan kena dampaknya. Hal ini karena teknologi tidak bisa dibendung. Ia mencontohkan aplikasi gojek. "Ada Go Food. Saya menteri juga memakai. Kalau malas keluar, saya pesan Go Food. Barang ketinggalan, tinggal Go Send, tak punya mobil tinggal pesan Go Car," katanya. Pemakaian aplikasi IT sudah berkembang pesat dan dibutuhkan masyarakat.
Maka kapitalisasi usaha itu juga meningkat dari tahun ke tahun. Dari unicorn-unicorn yang dikreasi anak muda Indonesia, kesulitan mencari SDM. Yaitu punya kemampuan di bidang coding, programing dan AI (Artificial Intellegent). Di mana dibutuhkan dari berbagai prodi namun mampu di IT. Karena sulit dapat SDM di Indonesia, pusat riset unicorn Indonesia malah di luar negeri. "Kebijakan saya bebaskan ke rektor terkait kurikulum pada tantangan ini. Sudah ada perguruan tinggi yang ingin mengajukan prodi seperti Smart Data, Teknologi Data," kata Nasir.
Bahkan ada yang ingin maju dengan fintech. "Prodinya akutansi tapi konsentrasi ke fintech. Jadi mahasiswa bisa belajar programing, coding dll," tambahnya. Dijelaskan, di era saat ini tak hanya bisa mengandalkan ijazah. Dari bekal kuliah hanya 30-40 persen. "60 persen dari Anda sendiri," ujar Nasir. Karena itu pasti saat melamar pekerjaan yang ditanya adalah kemampuan/kompetensinya.