Page 10 - KLIPINGBELMAWA180219 (sore)
P. 10

Semua didasarkan pada rangking tertinggi yang berpeluang diterima di PTN. Padahal kalau mengacu kuriklum 2013 bahwa sistem rangking itu sudah tidak berlaku. Sebab setiap anak memiliki potensi dan kelebihan serta bakat yang beragam.
"Pada Kurikulum 2013, SMA mengedepankan 3 aspek. Yakni pengetahuan, keterampilan dan sikap. Tapi untuk bisa masuk PTN hanya dinilai dari pengetahuan akademik saja," tandas Fais.
Saat ini, total ada 243 siswa di SMA Al Hikmah yang berkesempatan mendaftar SNMPTN. Namun hanya 93 siswa yang mendaftar. Jumlah ini berdasarkan kuota yakni 40%. Jumlah itu yang memutuskan sistem PDSS dari panitia pusat. Sekokah meng-input nilai rapor siswa kelas X - XII semester 5. Diambil 40 persen terbaik. Idealnya, menurut Fais, semua siswa diberi peluang mendaftar jalur SNMPTN. Artinya bisa memberikan peluang bagi siswa yang memiliki talenta. Tidak hanya melihat dari sisi akademik atau rapor. Mereka bisa memilih jurusan-jurusan yang relevan.
Tidak hanya pembatasan 40 persen jalur SNMPTN yang dikritik Fais. Dia meminta agar pengumuman SNMPTN sebaiknya disampaikan setelah UNBK sehingga kredibilitas dan marwah UNBK tetap terjaga. Satu hal, kenapa server SNMPTN sampai Drop.
Bukankah jumlah siswa dan yang mendaftar sudah ditetapkan jauh-jauh hari. SMA Al Hikmah sendiri pada tahun lalu telah meluluskan 33 persen pendatar melalui jalur SNMPTN. Kebanyakan memilih Unair, ITS, Unibraw, dan UI.
Sistem pendidikan dan masalah teknis itu yang menjadikan pendidikan kita tertinggal. Tidak ada sinkronisasi jenjang SMA dan PT. Kementerian SMA dan PT harus sinkron. Banyak siswa kami di kelas 2 sudah bisa mendaftar di kampus Singapura," kata Fais. Bahkan menurut Fais seharusnya Pemerintah menginstropeksi diri. Server SNMPTN sampai Drop. Artijya ketidaksiapan lembaga LTMPT. Notabene dari kampus PTN. Menurutnya server Down itu memalukan. Padahal para pendafar itu anak-anak milenial yang hidupnya ditemani oleh jaringan 4G.
  Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sistem SNMPTN 2019 Dinilai Rancu, http://surabaya.tribunnews.com/2019/02/18/sistem-snmptn-2019-dinilai- rancu. Penulis: Nuraini Faiq  Editor: Eben Haezer Panca


































































































   8   9   10   11   12