Page 9 - KLIPINGBELMAWA180219 (sore)
P. 9
Judul
Sistem SNMPTN 2019 Dinilai Rancu
Media
Tribun
Terbit
18 Februari 2019
Tone
Negatif
Hal/link
http://surabaya.tribunnews.com/2019/02/18/sistem-snmptn- 2019-dinilai-rancu
PR VALUE
Rp.30,000,000
Reporter
Nuraini Faiq
Sistem SNMPTN 2019 Dinilai Rancu Senin, 18 Februari 2019 12:57
surya.co.id/ahmad zaimul haq
SURYA.co.id | SURABAYA - Sistem seleksi jalur nontulis melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dinilai rancu. Selain tidak mengakomodasi siswa dengan bakat dan keterampilan mereka di berbagai bidang, juga hanya akan menafikan program Ujian Nasional Berbasis Komputer atau Unas. Pengumuman masuk PTN tanpa tes itu akan dilakukan pada 23 Maret 2019, mendahului pelaksanaan Unas yang digelar setelah pengumuman jalur SNMPTN. UNBK jenjang SMA/SMK akan digelar pada 1-7 April 2019.
"Silakan disimpulkan, sistem pendidikan seperti apa jika sudah seperti ini. Sebagian siswa ada yang sudah diterima di PTN. Lantas untuk apa mereka mengikuti UNBK," ucap Kepala SMA Al Hikmah Surabaya Ahmad Faiz, Minggu (17/2/2019).
Tidak hanya manfaat dan marwah Unas dipertaruhkan, namun sistem sleksi jalur tanpa tes dengan seleksi nilai rapor itu tak mengakomodasi siswa yang memiliki keahlian dan ketrampilan khusus. Sebab hampir semua hanya didasarkan pada nilai akademik sesuai yang diajukan sekolah.
Banyak siswa yang memiliki keahlian khusus di bidang IT, informatika, mesin atau elektro. Terutama anak-anak SMK. Bahkan skill atau ketrampilan mereka kadang melebihi mahasiswa. Namun karena SNMPTN mendasarkan pada nilai akademik melihat rapor maka siswa dengan keterampilan lebih itu tak terakomodasi.
Berapa siswa SMK yang bisa diterima di jalur tersebut. Saat ini baru jurusan Seni Rupa dan Desain yang baru diakomodasi dalam seleksi SNMPTN. Mereka bisa mengirimkan portofolio untuk menunjukkan kecakapan dan keterampilan mereka di dua bidang itu. Fais belum melihat bidang keterampilan lain yang diakomodasi melalui SNMPTN.
Ahmad Faiz menyampaikan bahwa sebaiknya jalur SNMPTN tak perlu membatasi kuota pendaftar. Saat ini hanya kuota 40 persen siswa setiap sekolah yang boleh mendaftar SNMPTN. Seharusnya semua siswa berhak mendaftar. Asal tidak hanya melihat akademik nilai rapor sebagai pertimbangan utama.