Page 4 - KLIPINGBPPT15042019(SORE)
P. 4
bahaya bencana tsunami.
Perjalanan Kapal Baruna Jaya IV yang membawa buoy tersebut dari Pelabuhan
Tanjung Priok menuju titik lokasi pemasangan yang berada diantara GAK dan Pulau Sertung itu, membutuhkan waktu sekitar 16 jam.
Dalam proses perjalanan menuju perairan Selat Sunda, tim teknis BPPT sempat mengalami kendala selama beberapa hari lantaran cuaca yang cukup buruk dan gelombang yang cukup tinggi.
Sebelum memasang buoy, tim teknis BPPT telah melakukan pengecekan terhadap elektronik dan mekanik, agar alat deteksi tsunami itu bisa terpasang tanpa mengalami kendala.
Baca: Apapun Hasil Pilpres 2019, Prabowo Diprediksi Lawan AHY pada Pilpres 2024 Selain itu tim teknis juga telah melakukan survey batimetri sebelum memasang buoy tersebut di kawasan GAK.
Survey batimetri merupakan pemetaan dasar laut yang memiliki fungsi penting agar bisa menentukan titik sensor pendeteksi tsunami yang mau dipasang.
Setelah melewati perjalanan dan sempat mengalami kendala, Buoy tersebut pun akhirnya sukses dipasang di kawasan tersebut dan telah mengirimkan data perdana mengenai informasi gelombang laut ke Pusat Data Buoy Indonesia (PDBI) di Gedung BPPT yang ada di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Nantinya, alat itu akan mengirimkan data secara real time tiap satu jam, jika kondisi di lautan tempat sekitar buoy itu dipasang, dalam keadaan normal.
Namun jika terjadi tsunami, alat tersebut akan mengirimkan data lebih cepat, yakni tiap 15 detik.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Buoy Tsunami Terpasang di Kawasan GAK, Kepala BPPT Berharap Aksi Vandalisme Tak Terulang Lagi, http://www.tribunnews.com/nasional/2019/04/15/buoy-tsunami-terpasang-di- kawasan-gak-kepala-bppt-berharap-aksi-vandalisme-tak-terulang- lagi?page=all. Penulis: Fitri Wulandari Editor: Dewi Agustina