Page 12 - KLIPINGBELMAWA1062019PAGI
P. 12

Wacana kedua terkait ancaman terhadap Islam yang datang dari musuh-musuh Islam. Narasi yang direproduksi adalah perlunya umat Islam bersatu melawan penindasan terhadap Islam yang terus berkembang secara berkelanjutan oleh kaum kafir atau musuh-musuh Islam.
Kaum kafir dan para musuh itu merupakan kombinasi dari kelompok Kristen, Zionisme, imperialisme dan kapitalisme Barat, serta kalangan liberal dan sekuler. Dalam wacana ini, Kejahatan global atas Palestina merupakan amsal yang direproduksi secara konstan.
Wacana ketiga menyampaikan bahwa era sekarang adalah perang pemikiran (ghazwul fikr). Narasi yang mendapat penekanan bahwa Islam ditaklukkan oleh Barat karena penguasaan pemikiran dan kebudayaan.
"Kombinasi dari ketiga narasi tersebut adalah terbangunnya sebuah komunitas solid yang eksklusif, bersikap hati-hati, mencurigai, memusuhi, dan menutup diri dari kalangan lain," kata Halili.
Dia menyampaikan pihaknya juga menemukan temuan kunci lain bahwa gerakan keagamaan di kalangan mahasiswa di berbagai PTN hampir seluruhnya didominasi oleh gerakan tarbiyah. Gerakan ini mendominasi dengan cara menguasai organisasi kemahasiswaan intra kampus, masjid besar kampus, musala fakultas, hingga asrama mahasiswa.
Menurut dia, hal itu menyebabkan dinamika politik mahasiswa di kampus cenderung eksklusif, antipemimpin dari kalangan nonmuslim atau bahkan muslim di luar kelompoknya.
Di berbagai organisasi dan kelembagaan mahasiswa, lanjutnya, berkembang sikap bahwa mahasiswa nonmuslim tidak boleh memimpin satu organisasi atau kelembagaan mahasiswa intrakampus.
"Mereka tidak menyetujui pemimpin nonmuslim dalam beragam dimensi kehidupan kemahasiswaan di kampus. Hal ini tentu saja merupakan buah dari indoktrinasi keagamaan eksklusif mengenai pemahaman keagamaan yang bersifat tekstual dan skripturalistik," ucap Halili.
Kemudian, kata Halili, penguasaan organisasi intrakampus oleh gerakan keagamaan eksklusif di beberapa kampus dilakukan dengan aneka strategi politik, bahkan dengan menghalalkan segala cara.
Halili menyebut salah satunya, seperti merekayasa aturan panitia penyelenggara pemilu


































































































   10   11   12   13   14