Page 13 - KLIPINGBELMAWA1062019PAGI
P. 13
mahasiswa sehingga calon ketua badan eksekutif mahasiswa yang tampil hanya satu sosok saja yakni dari kelompok mereka.
Dia berkata kelompok gerakan keagamaan eksklusif juga mempolitisasi aturan mengenai syarat dukungan yang sulit dipenuhi bakal calon dari kelompok lain.
"Mereka membayangkan kontestasi politik mahasiswa seperti daarul harb (wilayah peperangan), sehingga kebohongan, rekayasa, dan strategi curang-manipulatif menjadi 'halal' untuk digunakan," katanya.
Halili berkata reproduksi wacana dan gerakan keislaman eksklusif dilakukan dengan menguasai masjid.
Terdapat tiga pola umum penguasaan yang dilakukan oleh kelompok keislaman eksklusif yaitu menjadikan masjid besar kampus sebagai markas utama kaderisasi dan penguasaan jaringan strategis yang dibutuhkan.
Lihat juga: JK Terbang ke Lampung Buka Raker Persatuan Tarbiyah Islamiyah
Kemudian menguasai sepenuhnya masjid besar kampus dan musala fakultas-fakultas dan asrama mahasiswa. Pola terakhir menjadikan masjid besar di kampus sebagai 'central hub' yang menghubungkan jaringan dengan masjid-masjid 'tetangga' di sekitar kampus.
Menurut dia, beberapa medium penyebaran wacana islamisme oleh kelompok Islam eksklusif disebarkan melalui berbagai kajian, khotbah jum'at, liqo', daurah, halaqoh dan pengkaderan anggota secara rutin.
Selain itu, lanjut Halili, diseminasi wacana keagamaan mereka juga dilakukan melalui berbagai bacaan buku, majalah dan buletin Jum'at. Kelompok Salafi Wahabi mempunyai Buletin Al Hujjah, HTI punya Kaffah yang disebar ribuan eksemplar setiap hari Jumat pagi.
"Buletin itu biasanya diletakkan di beranda masjid," katanya. (mts/wis)