Page 6 - KLIPINGBPPT07022019 (PAGI)
P. 6

tahapan ini, keseluruhan kajian hanya akan menjadi bahan laporan dan publikasi belaka dan tidak memberikan dampak ekonomi secara signifikan serta mengacu pada kebijakan pemerintah,” ungkap Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT Soni S Wirawan pada The 3rd Bioeconomic Innovations on Agroindustrial Technology and Biotechnology 2019 di Jakarta kemarin.
Keberadaan alat deteksi dengan fungsi hampir sama dengan kit tersebut sebenarnya sudah digunakan di sejumlah negara, di antaranya India, China, dan Jepang. India misalnya memiliki Oscar Dengue Ag (NS1) and Ab (IgM/IgG) Test Device yang mampu mendeteksi penyakit DBD hanya dalam tempo 5 menit dengan tingkat sensitivitas 99%.
Adapun China memiliki Dengue Rapid Test, Dengue IgG/IgM Ab Rapid Test, dan Human Dengue IgM ELISA Test Kit yang masing-masing memiliki kecepatan deteksi dan sensitivitas 15–30 menit dan 99,7%; 10 menit dan 100%; serta 40 menit dan 93,5%. Adapun Jepang telah memproduksi NTBIO Dengue Rapid Tets Kits yang mampu mendeteksi DBD dalam waktu 10 menit dengan sensitivitas mencapai 92% (NS1) 91% (IgG/IgM).
Kualitas Kit Diagnostik DBD buatan BPPT ini tidak kalah dengan buatan luar negeri karena mampu mendeteksi penyakit DBD hanya dalam waktu 2–10 menit dengan sensitivitas mencapai 98%. Harganya pun jauh lebih murah, yakni Rp50.000, sedangkan barang impor harganya sekitar Rp150.000.
Plt Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika (PTFM) BPPT Agung Eru Wibowo menambahkan, keberadaan Kit Diagnostik DBD sangat dibutuhkan dalam meminimalkan dampak DBD. Dia menyebut, DBD hingga saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, terutama di daerah subtropis dan tropis seperti Indonesia.
Agung lantas memerinci bahwa Kit Diagnostik DBD BPPT menggunakan anti-NS1 monoklonal antibodi yang dikembangkan berdasarkan strain virus lokal Indonesia yang diharapkan bisa memberikan sensitivitas yang lebih baik
"Komponen utama prototipe Kit Diagnostik DBD BPPT berupa antibodi monoklonal anti-NS1 telah terbukti dalam skala laboratorium dapat mengenali virus dengue strain lokal Indonesia," paparnya.
Dia membenarkan, saat ini BPPT sedang melakukan pembahasan dengan mitra industri dalam rangka hilirisasi dan komersialisasi. Dia berharap dalam waktu tidak lama sudah ada kepastian mitra industri. "Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama, kit deteksi dengue ini segera bisa diproduksi secara massal untuk membantu mengatasi penanganan wabah demam berdarah di Indonesia," sebutnya.
Kepala BPPT Hammam Riza menyampaikan, dalam dunia industri kesehatan, seperti tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) 2015– 2035, isu ketergantungan bahan baku obat dan alat kesehatan impor merupakan salah satu masalah yang masih dihadapi bangsa Indonesia hingga saat ini.


































































































   4   5   6   7   8