Page 2 - KLIPING BELMAWA (2 AGUSTUS 2019 - SORE)
P. 2
Judul
Paham Radikal dan Pertarungan Ideologi di Kampus Negeri
Media
Tirto
Terbit
2 Agustus 2019
Tone
Negatif
Hal/link
https://tirto.id/paham-radikal-dan-pertarungan-ideologi-di- kampus-negeri-cPvg
PR VALUE
Rp.30.000.000
Jurnalis
Arbi Sumandoyo
tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut ada tujuh perguruan tinggi negeri terpapar radikalisme. Hal ini jadi pembicaraan kisruh di internal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Pihak Institut Pertanian Bogor, misalnya, mendesak penjelasan BNPT usai kampus itu disebut dalam temuan tersebut. Apalagi, tuduhan BNPT itu masih berbentuk pernyataan tanpa sandaran yang diklaim sebagai hasil riset. “Supaya bisa fair, supaya lebih enak, kalau itu berdasarkan hasil kajian, apa kriterianya, metodenya bagaimana, pengambilan data seperti apa?” ujar Rektor IPB Arif Satria pada 6 Juni. Menurutnya, pernyataan BNPT itu menimbulkan stigma terhadap IPB sebagai kampus radikal. Stigma radikal pada perguruan tinggi memang jadi pembahasan khusus di Kementerian. Menteri Ristekdikti Mohamad Nasir memanggil para rektor untuk menyikapi tudinghan BNPT; di sisi lain, ada langkah penonaktifan para dosen di tiga kampus negeri karena dianggap mendukung Hizbut Tahrir Indonesia, organisasi politik berbentuk perkumpulan yang diakui tahun 2014 tetapi kemudian dilarang pemerintahan Joko Widodo pada 2017. Baca juga: Soal Daftar Kampus Terpapar Radikalisme, IPB Minta Klarifikasi BNPT Menristekdikti Akan Kumpulkan Seluruh Rektor Bahas Radikalisme Direktur Kemahasiswaan dari Kemenristekdikti Didin Wahidin berkata pernyataan BNPT berimbas buruk pada beberapa kampus. Misalnya, ada orangtua mahasiswa mengajak anak mereka keluar untuk belajar ke kampus lain. Begitu juga terhadap mitra dari luar negeri, yang memutus kerja sama, karena enggan dikaitkan ikut mendukung perguruan tinggi radikal. “Kalau kita menyebut perguruan tinggi terpapar radikalisme itu efeknya besar,” ujar Didin kepada Tirto, Jumat pekan ketiga bulan ini. Redaksi Tirto meminta hasil riset kepada BNPT, yang menjadi sandaran mereka menyatakan ada tujuh perguruan tinggi terpapar radikalisme. Namun, Direktur Deradikalisasi BNPT Profesor Irfan Idris berkata hasil penelitian itu masih terus berkembang. "Ada beberapa data yang tidak bisa diberikan dan ada di masing-masing bagian,” katanya pada 7 Juli lalu. Ia menjelaskan definisi paham radikal yang menjangkiti lingkungan kampus adalah kelompok-kelompok yang menyebarkan ideologi anti-Pancasila dan berambisi mendirikan negara khilafah dan terkait dengan jaringan teror global Negara Islam (ISIS). "Melawan pemerintah, menolak demokrasi -- itulah subtansi yang dikenalkan oleh kelompok radikal kepada generasi muda,” ujar Irfan. Infografik HL Indepth Radikalisme Kampus Radikalisme Agama di Perguruan Tinggi Isu perguruan tinggi terpapar paham radikal bukanlah baru sekarang saja, terutama sejak gerakan radikalisasi agama disebut-sebut berkembang masif di ruang kampus. Subjek ini diteliti lewat profil para pelaku teror dari latar belakang pendidikan, usia, keluarga, hingga jaringan organisasi. Dari penelusuran berita, setidaknya sejak 2009 sudah ada 17 pelaku terlibat aksi teror dikaitkan dengan latar belakang kampus mereka, termasuk penangkapan tiga terduga teroris di Universitas Negeri Riau pada awal Juni 2018. Ke-17 orang ini berasal dari pelbagai kampus dan latar studi, baik negeri maupun swasta. Paling banyak pelaku terorisme dari