Page 7 - klipING
P. 7
pendeteksian.
"Kalau ternyata yang bersangkutan positif DBD, maka garis pada alat itu dua. Sementara kalau negatif, garisnya hanya satu," kata perekayasa BPPT yang melahirkan inovasi itu, Irvan Faizal.
Alat diagnostik DBD itu dibekali satu jarum steril yang digunakan untuk melakukan tes DBD. Waktu yang diperlukan untuk mengetahui seseorang positif DBD atau tidak, hanya 10 menit saja.
Cara kerja alat itu yakni mendeteksi NS1 Dengue. Antigen NS1 merupakan protein yang dihasilkan virus dengue pada hari pertama hingga kelima pascaterjadinya infeksi.
Antigen NS1 memiliki peran besar dalam mendiagnosis infeksi dengue, karena disekresikan ke dalam konsentrasi yang cukup tinggi pada plasma atau serum penderita DBD. Antigen NS1 muncul lebih awal dibandingkan antibodi antidengue.
"Pendeteksian melalui antigen NS1 lebih efektif dibandingkan dengan deteksi antibodi IgG/IgM atau Immunoglobulin G dan Immunoglobulin M."
Alat pendeteksi DBD itu disinyalir bisa menghemat banyak biaya, mulai dari biaya dokter hingga biaya laboratorium.
"Demam berdarah itu ada siklusnya. Setelah lima jam digigit nyamuk, virus masuk ke tubuh dan menyebar. Pada saat itulah mulai panas hingga tiga hari, kemudian mereda," jelas Irvan.
Dengan alat itu, bisa mendeteksi apakah panas yang diderita tersebut hanya panas biasa atau DBD. Begitu positif DBD, maka yang bersangkutan diminta ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Akurat
Sebenarnya alat tersebutlah bukanlah yang pertama, Irvan menyebut ada sejumlah alat pendeteksi DBD yang berasal dari luar negeri.
Akan tetapi perbedaan alat diagnostik DBD buatan BPPT ini lebih akurat dan juga lebih murah. Tingkat kearutannya mencapai 98 persen, sedangkan harganya di