Page 13 - KLIPING BELMAWA (8 Juli 2019 - Sore)
P. 13
Meski demikian, banyak peserta maupun orang tua yang merasa kurang puas dengan solusi tersebut. Rilis dari Kantor Komunikasi Publik UNPAD, meski menyebutkan penggantian biaya transportasi, tak menyebutkan penggantian biaya akomodasi, padahal bisa jadi nilainya besar bagi peserta dari luar daerah karena harus menginap lebih lama di Bandung.
Selain itu, banyak peserta datang dari luar daerah atau luar pulau dengan didampingi orang tua atau keluarganya. Transportasi mereka, juga akomodasinya, tidak diganti oleh UNPAD. Padahal, seperti ditulis akun @rabbasa, tiket balik (kereta/pesawat) para pendamping peserta itu bisa hangus jika tidak digunakan pada waktu yang telah ditentukan.
Liza Chan, kakak seorang peserta SMUP yang memiliki akun @lzchan ikut menumpahkan kekecewaannya. Adek gua jauh-jauh dari padang naek bus. Buat ujian doang loh ke Unpad. Taunya diundur tanpa advanced notice. Adek gua ujian harusnya jam 13-17. Jam setengah 3 ngewhatsapp katanya ga jadi ujian gara-gara servernya belom siap. Mantap UNPAD.”
Lebih lanjut Liza melalui akun twitternya menyesalkan kegagalan UNPAD menyelenggarakan MAT tersebut karena banyak peserta berminat mendaftar ikut tes SMUP karena dilakukan sebelum pengumuman SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) tanggal 9 Juli.
Sementara itu, universitas- universitas negeri lain menyelenggarakan ujian mandiri” sehabis pengumuman SBMPTN. Perubahan jadwal tes bagi peserta MAT sesi I dan II itu dapat mengganggu persiapan mereka yang juga berencana mengikuti ujian mandiri” di perguruan tinggi lain pada minggu-minggu yang akan datang.
Menanggapi berbagai bentuk kerugian yang diderita peserta SMUP dan keluarganya, BEM UNPAD mengusulkan agar pihak kampus tidak hanya sekedar mengganti biaya transportasi yang sudah dikeluarkan peserta.
Kami mencoba mengkomunikasikan dengan rektorat agar setidaknya ada ganti rugi yang lebih memadai bagi peserta dan orang tuanya. Bentuknya seperti apa, nanti bisa kita diskusikan bersama. Bagaimanapun, mereka telah mengorbankan waktu dan hal-hal penting lain untuk datang ke UNPAD hari Sabtu lalu,” kata Imam Syauqi.
Kegagalan penyelenggaran tes SMUP yang pertama kali terjadi dalam sejarah kampus itu disesalkan oleh berbagai kalangan internal UNPAD. Seorang dosen senior di fakultas eksakta menyampaikan keprihatinannya setelah mendengar kabar yang videonya viral di sosmed itu.
(Ini) memalukan UNPAD, ya,” tulisannya melalui jejaring whatsapp.
‘Kericuhan’ tes SMUP itu makin menajamkan sorotan publik pada UNPAD, yang saat ini berada dalam kemelut akibat proses Pemilihan Rektor (Pilrek) yang tak kunjung usai.
Setelah setahun proses Pilrek di MWA (Majelis Wali Amanat) tidak berhasil memilih rektor definitif, Menristekdikti pada April lalu menunjuk Prof. Rina Indriastuti, sekretaris Dirjen Pembelajar dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti, menjadi Plt (Pelaksana Tugas) Rektor.