Page 6 - KLIPINGBPPT26032019 (sore)
P. 6
Jakarta dan Bekasi bersih dari sampah. PLTSa itu merupakan program rintisan yang kemudian dapat dikembangkan untuk pengelolaan sampah baik di kota maupun dapat dikembangkan skala lebih kecil untuk pedesaan. Sementara itu, Menko Luhut mengatakan, saat ini Indonesia sedang darurat sampah, kehadiran PLTSa ini adalah langkah pemerintah untuk mengatasi masalah sampah yang saat ini telah menjadi masalah nasional. Dia berharap BPPT dapat membangun PLTSa dengan kapasitas pengelolaan sampah yang lebih besar, yakni 1.500 ton sampah per hari.
"Saya tanya ke kepala BPPT, bisa nggak bikin 1.500 ton per hari, bisa nggak Pak? Kalau bisa buatan dalam negeri ya nggak apa-apa didukung. Kita kan bisa dalam negeri, ngapain mesti impor? Yang model 150 (ton sampah per hari) itu bisa di kampung- kampung di Labuan Bajo, atau di kampung saya," paparnya.
Pengelolaan sampah tidak hanya dapat fokus pada faktor teknologi saja, namun sisi budaya juga harus diperhatikan. Budaya hidup bersih harus ditumbuhkan mulai dari level keluarga. Dengan demikian dapat menghasilkan masyarakat yang cinta akan kebersihan dan sadar akan pengelolaan sampah yang baik.
“Semua aturan sudah ada tinggal mengintegrasi aturan ini supaya jalan. Bayangkan kita udah pakai MRT, tapi ada sampah,“ tutur Luhut.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPPT Hammam Riza mengungkapkan ‘pilot project’ dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 100 ton per hari itu akan menghasilkan listrik sebagai bonus sebanyak 700 kilowatt. Pembangunan itu berlangsung dalam satu tahun, dan merupakan PLTSa pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi termal yang sudah proven.
"Pilot Project ini merupakan hasil kajian desain Tim BPPT. Saat ini plant masih dalam kondisi commissioning, yang tentunya masih ada beberapa komponen atau proses yang perlu disempurnakan untuk PLTSa ini berjalan dengan lancar," terang Hammam.