Page 13 - KLIPINGBELMAWA21052019PAGI
P. 13

terprovokasi oleh sekelompok orang yang ingin menjacaukan proses pemilu yang berjalan dengan baik." Jaga netralitas insan akademik Menristekdikti juga mengingatkan agar kampus menjaga netralitas sebagai insan akademik. "Kami tidak akan bertanggung jawab pada mahassiswa yang turun ke jalan. Kami sudah ingatkan semua Rektor jangan sampai simbol-simbol kampus di bawa (turun ke jalan) karena akan merusak sendi-sendi akademik kampus," tegasnya. Menristekdikti menyampaikan mahasiswa dapat mengawasi Pemilu dengan cara melaporkan dugaan kecurangan Pemilu 2019 sesuai dengan prosedur hukum, yaitu kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Ia melanjutkan, "Kalau memang terjadi kecurangan, silakan melalui prosedur hukum yang ada, yaitu dilaporkan kepada Bawaslu dan apabila Bawaslu tidak puas, silakan naik ke Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi yang akan menentukan mana yang benar, mana yang salah." "Oleh karena itu, saya berharap jangan sampai di Pemilu akhirnya ada yang tersakiti di antara kita. Di dalam pemilu menang dan kalah itu hal biasa. Bagi yang menang, tidak jumawa sebagai pemenang. Yang kalah jangan merasa rendah diri," kata Mohamad Nasir. "Mari kita bangun Indonesia ke depan untuk menjadi lebih baik," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menristekdikti: Kampus Tidak Harus Datang Ke Jakarta 22 Mei", https://edukasi.kompas.com/read/2019/05/20/18222401/menristekdikti -kampus-tidak-harus-datang-ke-jakarta-22-mei.
Penulis : Yohanes Enggar Harususilo Editor : Yohanes Enggar Harususilo


































































































   11   12   13   14   15