Page 13 - KLIPINGBPPT3172019PAGI
P. 13
Judul
Atasi Polusi Udara Jakarta, Awan Perlu "Dicuci" dengan Hujan Buatan
Media
Beritasatu.com
Terbit
31 Juli 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://www.beritasatu.com/nasional/567025/atasi-polusi-udara- jakarta-awan-perlu-dicuci-dengan-hujan-buatan
PR VALUE
Rp.0
Jurnalis
Ari Supriyanti Rikin/IDS
Jakarta, Beritasatu.com - Musim kemarau tak hanya memberikan dampak kekeringan. Minimnya curah hujan membuat polutan dari emisi gas buang kendaraan bermotor dan debu yang berterbangan karena tanah mengering terkungkung di udara. Padahal dengan air hujan, polutan akan meluruh.
Beberapa negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Thailand melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk meluruhkan polusi udara. Di Indonesia, TMC baru dilakukan sebatas hujan buatan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta bencana kekeringan.
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Tri Handoko Seto mengatakan, selain untuk kekeringan TMC bisa pula digunakan untuk memecah konsentrasi polusi di udara. Untuk polusi udara, TMC yang dibutuhkan khusus karena sangat lokal dan berat. Ia mengibaratkan, awan harus dicuci sehingga polutan berkurang.
"Terkait polusi udara, BPPT belum melakukan tindakan apapun, namun baru sebatas memberikan konsultasi teknologi. Tapi kami siap jika diminta," katanya di Jakarta, Senin (29/7).
TMC untuk polusi ini berbeda halnya dengan TMC untuk mengatasi kekeringan dan karhutla. Jika TMC untuk karhutla menggunakan garam halus untuk menyemai awan dan memaksanya menjadi awan hujan, TMC untuk polusi udara justru menggunakan es kering.
Es kering (dry ice) ini berupa kapsul yang berisi karbondioksida untuk mengganggu awan dan atmosfer yang stabil sehingga sedikit demi sedikit berubah dari kestabilannya dan membuat polutan terangkat ke atas.
"Saat musim kemarau, atmosfer akan stabil karena temperatur udara semakin ke atas semakin stabil sehingga merangkap polutan. Dengan menebar dry ice, lapisan yang stabil itu kita bongkar," paparnya.
Menurutnya, upaya TMC ini akan jauh lebih signifikan ketimbang menyemprotkan air dari udara atau puncak gedung.