Page 11 - KLIPING BELMAWA (2 September 2019 - Pagi)
P. 11
advokat ini akan kehilangan pekerjaan di masa datang. Kami akan kerjakan sedini mungkin melakukan pendidikan yang berkaitan dengan informasi teknologi ini," kata Fauzie.
Fauzie menjelaskan, Peradi telah mendapatkan kepercayaan dari Internasional Bar Associstion, organisasi advokat dunia, yang menghimpun 190 anggota organisasi advokat sedunia itu dalam melaksanakan seminar internasional pendidikan berkaitan dengan perkembangan IT.
Pelatihan dan Pendidikan tersebut sudah dilakukan di Bali dan Jakarta untuk para advokat internasional dan khususnya Indonesia, selanjutnya daerah-daerah kita dorong juga untuk melaksanakan pendekatan IT, dengan mendatangkan pembicara-pembicara tingkat internasional. "Kurikulum pendidikan juga akan disempurnakan dengan mencermati perkembangan IT. PPA ke depan juga akan mempelajari hal tersebut," tambah Fauzie.
Hal senada juga dikemukakan Ketua Dewan Pembina Peradi Otto Hasibuan. Otto mengatakan advokat Peradi di bawah pimpinan Fauzie Hasibuan harus mengerti berbagai peraturan yang berkaitan dengan perkembangan informasi teknologi.
"Pesatnya perkembangan IT tentu harus juga diikuti oleh perkembangan aturan UU. Untuk itu, advokat harus mengikuti perubahan UU tersebut," kata Otto.
Otto mencontohkan saat ini tengah digodok revisi UU KUHP guna mengikuti perkembangan zaman. Di samping itu, dalam perkembangan IT juga telah lahir UU ITE.
"Semua itu mesti dikuasai advokat Indonesia agar tidak kalah dalam membela pencari keadilan," imbuh Otto.
Otto menambahkan mereka yang telah selesai menempuh pendidikan advokat sudah selayaknya mengikuti ujian profesi sebagai syarat untuk bisa diambil sumpahnya oleh Pengadilan Tinggi Negeri.
7.785 Peserta Sementara itu tercatat sebanyak 7.785 calon advokat dari 39 kota seluruh Indonesia mengikuti ujian profesi advokat. DKI Jakarta tercatat menyumbang peserta paling banyak sebesar 2.946 peserta.
Menanggapi besarnya jumlah peserta ujian profesi advokat kali ini, Dirjen Hak Asasi Manusia Kemenkumham Mualimin Abdi mengaku senang begitu banyaknya antusiasme masyarakat untuk memilih advokat sebagai profesi mereka. Namun dia mengingatkan agar advokat bisa mengikuti berbagai perkembangan UU dan sistem teknologi.
"Advokat harus mengikuti berbagai peratuan perundangan yang cepat berkembang. Advokat ini penegak hukum harus terus belajar," kata Mualimin.
Mualimin berharap para advokat yang telah melakukan ujian ini bisa cepat beradaptasi dengan KUHP yang akan disahkan DPR dalam waktu dekat. Pasalnya, mereka harus meninggalkan paradigma KUHP peninggalan Belanda yang selama ini berlaku.
"Perubahan KUHP ini merupakan karya anak bangsa yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia saat ini. Advokat juga harus bisa mengikutinya," tambah Mualimin.