Page 17 - KLIPING BELMAWA (18 Juli 2019 - Sore)
P. 17
Judul
Sebelum di UB, Sindikat Penyebar Stiker Jalur Belakang Beraksi di UP
Media
Detik.com - online
Terbit
18 Juli 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d- 4628282/sebelum-di-ub-sindikat-penyebar-stiker-jalur- belakang-beraksi-di-up
PR VALUE
Rp 0
Jurnalis
Muhammad Aminudin
Malang - Sebelum di Universitas Brawijaya (UB), sindikat penyebar stiker yang menawarkan 'jalur belakang' juga beraksi di Jakarta. Yakni di Universitas Pancasila (UP). Kala itu di UP tengah digelar seleksi jalur mandiri Universitas Gajahmada (UGM).
"Ini bisa dikatakan sindikat nasional. Karena sebelum di sini (Universitas Brawijaya), kelompok yang sama juga melakukan aksinya di Universitas Pancasila, Jakarta," kata salah satu Tim Hukum Universitas Brawijaya Prija Djatmika kepada wartawan di ruang rektorat Universitas Brawijaya, Jalan Veteran Kota Malang, Rabu (17/7/2019).
Berdasarkan keterangan satu orang yang tertangkap, kata Prija, mereka merupakan sindikat yang terdiri dari 8 orang. Jumlah yang sama ketika beraksi di Universitas Pancasila.
Modus mereka juga sama. Yakni menyebarkan brosur dan stiker berisi tawaran 'jalur belakang' dalam seleksi jalur mandiri yang tengah digelar.
"Modusnya juga sama, sebar brosur dan stiker yang dimasukkan dalam amplop. Sasarannya siapapun yang melintas. Di sini (Universitas Brawijaya) 8 orang beraksi dengan menyebar stiker di seluruh akses masuk kampus," beber dosen Fakultas Hukum itu.
Salah satu penyebar stiker yang tertangkap berinisial MA (23). Pria yang mengaku sebagai mahasiswa sebuah PTS di Surabaya itu menyampaikan, 8 orang itu mendapatkan tugas menyebar brosur dan stiker yang dimasukkan dalam 500 amplop.
"Masing-masing orang membawa 500 amplop. Yang berisi stiker dan brosur. Jadi bisa ditotal kalau 8 orang dalam sindikat itu. Ada sebanyak 4000 amplop yang disebarkan. Khusus di Brawijaya saja," tutur Prija.
Delapan orang ini, lanjut Prija, masing-masing mendapatkan upah Rp 300 ribu. Upah tersebut lebih rendah dibandingkan saat melakukan aksi di Universitas Pancasila.
"Di sana (Universitas Pancasila), mereka dibayar Rp 500 ribu per orang. Berangkat dari Surabaya, menumpang dua mobil ke sini (Universitas Brawijaya)," terang Prija.