Page 3 - KLIPINGBPPT18102019PAGI
P. 3
"Tapi tujuannya cost lebih murah karena market besar, barang raw material punya, manusia ada, teknologi kembangkan. Dengan spirit begitu pasti bisa dieksekusi ramai- ramai. Kalo ada kurang-kurang dikit wajar karena sambil belajar," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan pada kesempatan yang sama.
Kepala BPPT Hammam Riza menyampaikan pihaknya sudah dipercaya merancang unit pengisian listrik kendaraan fast charging. Kata Hammam hal ini bagian dari Flagship Penyimpanan Energi dan Charging Station untuk lima tahun ke depan, yakni periode 2020-2024.
Menurut Hammam, BPPT sudah berhasil meluncurkan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik pada 2018. Unit itu meliputi fasilitas fast charging 50 kW yang ditempatkan di kantor BPPT Jakarta Pusat dan di Klaster Energi BPPT yang terletak di kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Hammam menambahkan BPPT punya target SPKLU yang dibuat memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) 30 persen, sementara saat ini baru 15 persen.
Lihat juga: Perusahaan yang Diuntungkan dari Stasiun Pengisian Listrik Tiga Jenis Colokan Plus Adaptor
Setiap kendaraan yang lain merek kemungkinan memiliki jenis colokan yang berbeda. Menurut Sripeni, colokan pada SPKLU ada tiga jenis dan ketiganya disebut sama dengan uang sudah digunakan BPPT yaitu AC, DC (CCS), dan DC CHAdeMO.
"Nanti ada tiga model colokan, jadi setiap mobil yang masuk yang penting bisa dulu deh ngecas," ucap Sripeni.
Sripeni mengungkap bakal ada pengembangan lain yakni berupa penambahan adaptor pada SPKLU. Fungsi adaptor menjadi penghubung antara colokan dengan mobil listrik yang belum sesuai.
"Nah nanti ada adaptornya. Jadi model apapun colokan ya bisa ngecas. Jadi kerjasama sama BPPT, teknisnya dari mereka," kata Sripeni.
Sripeni menambahkan eksekusi sebagai langkah lanjutan MoU ini bakal dilakukan dalam waktu dekat. (ryh/fea)