Page 19 - KLIPINGBPPT09032019 (Pagi)
P. 19

Judul
Lusa, BPPT Pasang Buoy Tsunami di Selat Sunda
Media
Suara Pembaruan
Terbit
8 April 2019
Tone
Positif
Hal/link
18
PR VALUE
Rp.160,000,000
Jurnalis
Ari Rikin
18 Suara Pembaruan Senin, 8 April 2019 Lusa, BPPT Pasang Buoy Tsunami di Selat Sunda
[JAKARTA] Meski pema- sangan buoy pendeteksi tsunami mundur dari jadwal pada akhir Maret lalu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memastikan akan memasang buoy tersebut di perairan Selat Sunda pada 10 April 2019.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, pihaknya telah siap untuk memasang atau men-deploy buoy tsunami Merah Putih. Ia pun memohon doa dan dukungan seluruh pihak agar pada 10 April 2019, buoy tsunami untuk kawasan Gunung Anak Krakatau dapat dipasang dengan lancar.
"Kami BPPT mohon doa agar diberi kemudahan dan kelancaran, supaya 10 April besok, buoy dapat dipasang di kawasan Gunung Anak Krakatau,” kata Hammam di Jakarta, Minggu (7/4).
Pemasangan buoy Merah Putih akan menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya milik BPPT.
"Pemasangan akan mema- kan waktu sekitar 2-3 hari layar. Kemudian usai itu Baruna Jaya akan melaksanakan sur- vei landas kontinen," ucapnya.
Lebih lanjut, kata Hammam, BPPT di tahun 2019 ini akan meluncurkan 3 buoy
ANTARA/AMPELSA Petugas kapal memeriksa alat pendeteksi cuaca, Bouy Rama, di Kapal Riset Baruna Jaya sebelum bertolak menuju Samudera Hindia di pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar, Aceh, Jumat (4/3). Pemerintah Indonesia melalui Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerja- sama dengan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) atau lembaga kelautan dan atmosfer nasional Amerika Serikat menempatkan lima unit Bouy Rama di Samudera Hindia
(BNPB),TNI dan Polri.
"3 buoy dan kabel bawah laut atau CBT ini akan kami koordinasikan baik pemasang- an dan pengamanannya dengan
BNPB,” ungkap Hammam. Untuk itupun Hammam mengimbau kepada masyara- kat, agar buoy yang sudah terpasang dijaga bersama dan jangan melakukan tindak
vandalisme.
"Kepada masyarakat, kami
mengajak untuk menjaga bersama buoy Merah Putih jika sudah terpasang nanti, demi keselamatan kita semua,” tandasnya.
Hitungan Detik
Buoy pendeteksi tsunami ini akan dipasang antara 100- 200 kilometer dari pantai. Nantinya, buoy dapat mengi- rimkan informasi data terkini ketika ada gelombang tinggi di tengah laut yang diduga berpotensi menjadi tsunami muncul ke pusat data buoy BPPT. Kemudian data itu akan diteruskan ke pihak berwenang.
Hitungan awamnya, jika kecepatan gelombang tsunami berkisar antara 500-700 kilo- meter per jam, minimal ada waktu 10-15 menit untuk masyarakat melakukan eva-
kuasi ke shelter terdekat. Sinyal dari buoy di tengah laut itu akan semakin intens hitungan detik, mengirimkan sinyal ke pusat data early warning system secara real time, jika ada gelombang yang melewatinya. Semakin tinggi dan kencang gelombang, maka sinyal yang dikirim frekuen- sinya akan semakin rapat dan bisa berkali-kali dalam hitung-
an detik.
“Masyarakat di pesisir atau
wilayah berpotensi tsunami harus memiliki waktu evaku- asi yang cukup," kata Hammam.
Selain buoy, teknologi lain seperti kabel bawah laut (CBT) maupun permodelan juga diperlukan dalam mendukung sistem peringatan dini benca- na. CBT adalah alat yang sifatnya komplementer dengan buoy atau saling melengkapi agar deteksi dini tsunami semakin akurat, presisi dan andal.
CBT sepanjang 3 kilome- ter akan dipasang di Pulau Sertung hingga ke tengah dekat Gunung Anak Krakatau. Rencananya beberapa tahun ke depan, BPPT juga akan memasang lagi sejumlah buoy di Samudera Hindia. [R-15]
sistem pendidikan di AS dan Kanada yang lebih mengutamakan logika serta pemecahan masa- lah. Kesimpulan ini ia temukan dalam soal matematika yang ia ker- jakan dalam tes. Meskipun hanya empat nomor, tetapi semua mengedepankan logika dalam penyelesaian.
“Soal yang diberikan kadang tidak perlu pakai angka, tapi logika. Seperti puzzle yang disusun kemudian dija- tuhkan, kita harus tahu berapa langkahnya,” katanya.
Siswa kelahiran Jakarta, 3 April 2001 ini
untuk mendeteksi parameter cuaca.
untuk kawasan Gunung Anak Krakatau dan pesisir Barat Bengkulu serta selatan Jawa Barat.
"Buoy Merah Putih atau buoy generasi ketiga ini kami harap tahan vandalisme. Akan kami pasang di sekitar kawa- san Gunung Anak Krakatau
dan Selat Sunda,” jelasnya. Selain buoy, Hammam juga menyebut BPPT akan memasang kabel bawah laut atau cable base tsunameter (CBT) untuk melengkapi buoy. Kabel bawah laut ini penting untuk mendeteksi tsunami yang sifatnya dekat atau near
field tsunami.
Untuk koordinasi dan
pengamanan peralatan tekno- logi yang akan dipasang, Hammam mengaku akan berkoordinasi dengan pemang- ku kepentingan terkait, mulai dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Esai Gunung Rinjani Antar Edgar ke Harvard
Dapat melanjutkan pendidikan di pergu- ruan tinggi (PT) ter- baik di dunia tentu menjadi impian bagi semua siswa. Namun, bagi Alfian Edgar Tjandra (18) atau Edgar, masuk PT terbaik dunia bukanlah impian semata. Siswa kelas XII SMA Kharisma Bangsa ini berha- sil diterima di Harvard University yang menduduki peringkat satu universitas dunia.
Bahkan, ia tak hanya diterima di Harvard saja. Nama Edgar juga masuk dalam daftar mahasiswa yang diterima di dua univer- sitas bergengsi lainnya, yakni Carnegie Mellon
diterima di tiga unversitas terbaik dunia tentu tidak mudah. Ia mengaku harus melewati berbagai ujian seperti tes SAT (Scholastic Aptitude Test), TOEFL, dan menulis esai.
Pasalnya, dalam meneri- ma mahasiswa baru, kam- pus-kampus di AS dan Kanada tidak hanya melihat kemampuan akademik calon mahasiswanya. Mereka juga memiliki berbagai pertim- bangan. Selain kemampuan akademik yang dinilai mela- lui hasil tes SAT dan TOEFL, mereka juga meni- lai calon mahasiswa melalui tulisan esai. Para calon mahasiswa baru wajib menyertakan tiga jenis tulis-
luangnya untuk menularkan ilmunya kepada adik kelas yang membutuhkan penda- laman, khususnya di bidang Matematika.
“Dalam portofolio itu, saya menulis aktivitas saya membantu penyelenggaraan OSN (Olimpiade Sains Nasional, red) ke seluruh Indonesia,” kata Edgar kepada media di SMA Kharisma Bangsa,Tangerang, Banten, Sabtu (6/4).
Selanjutnya, untuk esai tentang memecahkan masa- lah, Edgar menulis tentang pengalamannya ketika
gagal mendaki puncak Gunung Rinjani pada 2015. Kegagalan itu tidak membu-
MARIA FATIMA BONA
University AS (peringkat an esai orisinal yang menje- atnya putus asa. Sebab, dari Alfian Edgar Tjandra (tengah) didampingi General Manager juga menuturkan, hal ini


































































































   15   16   17   18   19