Page 10 - KLIPINGBPPT24092019SORE
P. 10
Judul
Mengejar Awan demi Hujan
Media
Republika.co.id
Terbit
24 September 2019
Tone
Positif
Hal/link
https://nasional.republika.co.id/berita/pybhjh370/mengejar- awan-demi-hujan
PR VALUE
Rp.30,000,000
Jurnalis
Ronggo Astungkoro
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa daerah di Sumatra dan Kalimantan yang berlangsung selama beberapa bulan telah menyebabkan penurunan kualitas udara. Sejumlah upaya dilakukan untuk mengembalikan kondisi seperti semula.
Salah satu yang dilakukan adalah melakukan penyemaian garam di awan menggunakan pesawat. Langkah tersebut dinamakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai teknologi modifikasi cuaca alias TMC.
Selain garam, pesawat memegang peranan sentral untuk pelaksanaan TMC itu. Untuk itu, TNI Angkatan Udara (AU) ikut turun tangan membantu pemadaman karhutla. Setidaknya ada empat pesawat milik TNI AU yang digunakan untuk menyemai garam di atas awan.
"Kita mengerahkan empat pesawat. Satu hercules, satu CN-295, dan dua pesawat jenis Cassa. Hercules dan CN itu dari Halim, yang Cassa itu dari malang," ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma TNI Fajar Adriyanto, kepada Republika.co.id, Selasa (24/9).
Fajar mengatakan, empat pesawat tersebut dikerahkan untuk melaksanakan TMC. Agar dapat terlaksana dengan baik, TNI AU melakukan modifikasi di pesawat-pesawat tersebut. Mereka mambuat lubang dan konsul untuk mengaduk garam dengan bahan antigumpalan.
"Alhamdulillah sejak empat hari lalu ada hasilnya. Ada hujan di Dumai, di beberapa daerah di Riau. Alhamdulillah di Kalimantan juga sudah hujan," tuturnya.
Penerbang pesawat tempur F-16 Figthing Falcon itu mengatakan, satu pesawat dapat melakukan penerbangan sebanyak dua hingga tiga kali setiap harinya. Ia memberikan contoh, pesawat CN- 295 sudah melakuan sembilan kali perjalanan dalam enam hari terakhir.
"Tergantung lihat awan juga. Jadi yang bagus memang pagi hari pas awan masih kumpul. Setelah kita sebarkan dalam waktu enam jam biasanya terjadi hujan," terang dia.
Menurut Fajar, pelaksanaan TMC ini memang amat tergantung dengan alam, yakni kandungan air yang ada di awan. Awan dengan kandungan air yang cukup tidak bisa dikumpulkan di suatu tempat

