Page 10 - KLIPINGBPPT06052019(SORE)
P. 10

selesai jam 5 sore tidak masalah. Toh hitungnya juga cepat," beber Andrari kepada kami, Jumat 26 April 2019.
Adapun dampak langsung dari kecepatan pemungutan dan penghitungan suara ini, antara lain adalah quick count dari lembaga survei manapun, tidak lagi dibutuhkan. Karena KPU RI sebagai penyelenggara sudah dapat menayangkan real count dengan persentase signifikan kepada masyarakat pada hari yang sama.
Diakui BPPT, saat ini belum semuanya daerah di Indonesia didukung infrastruktur internet dan listrik. Namun BPPT sudah mengantisipasinya dengan berbagai cara.
"Istilah kepala BPPT saat ini, kita sudah bisa menyelenggarakan Pemilu secara CERAT. Cepat dan akurat," ujarnya.
Dari segi biaya, e-Voting ini diyakini dapat menciptakan efisiensi dalam pengeluaran biaya. Cukup dengan didukung berbagai perangkat seperti PC layar sentuh, printer, smartcard, smartcard reader.
Dan berbagai perangkat itu bisa digunakan dalam setiap Pemilu selanjutnya. Alias bukan sekali pakai. Sehingga pengadaan ribuan surat suara dengan berbagai model di setiap TPS, yang pastinya tak lagi terpakai, dapat ditiadakan.
Andrari sangat berharap e-Voting dapat diberlakukan dalam Pemilu ke depan. Target jangka pendeknya ialah dapat diberlakukan di tingkat Pilkada, sebelum ke level Pemilu nasional.
Di lain kesempatan, mantan Anggota Pansus RUU Pemilu Hetifah Sjaifudian mengakui bahwa e-Voting sempat diusulkan pada saat pembahasan RUU tersebut. Namun e-Voting belum bisa diberlakukan pada Pemilu serentak 2019.
"Pansus memanggil banyak kalangan termasuk akademisi dan karena berbagai pertimbangan termasuk keterbatasan waktu untuk persiapan maka rekomendasi untuk dimulai pada pemilu mendatang," kata Hetifah kepada Medcom Files, Senin 29 April 2019.
Maka dari itu, Hetifah mendesak pembentukan Pansus baru untuk menghadapi Pemilu 2024. Pembentukan Pansus itu maksimal pada tahun 2020.
"Jadinya punya cukup waktu mempersiapkan diri. Kemarin itu (Pemilu 2019) kurang dari satu tahun loh, sebelum masuk tahapan," ujarnya.
Komisioner KPU Pramono Ubaid Tantowi sepakat bahwa Pemilu yang akan datang perlu dievaluasi. Desain apapun, kata dia, Pemilu ke depan harus mengurangi beban petugas lapangan.
Seperti diketahui, para pejuang demokrasi terus bertumbangan pasca-perhelatan Pemilu Serentak 2019. Satu per satu dari mereka mengembuskan napas terakhirnya. Hidup dan mati memang adalah takdir Tuhan. Yang tak bisa dihindari oleh siapapun.


































































































   7   8   9   10   11