Page 6 - KLIPINGBPPT18092019SORE
P. 6

Judul
Kualitas Udara Palangkaraya dan Pekanbaru Masih Berbahaya
Media
Bisnis.com - online
Terbit
18 September 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://kabar24.bisnis.com/read/20190918/15/1149746/kualitas- udara-palangkaraya-dan-pekanbaru-masih-berbahaya
PR VALUE
Rp 30,000,000
Jurnalis
Denis Riantiza Meilanova
Bisnis.com, JAKARTA -- Kualitas udara Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah dan Pekanbaru, Riau pada Rabu pagi (18/9/2019) masih dalam level berbahaya, menurut data AirVisual.
Situs penyedia data kualitas udara itu mencatat indeks kualitas udara (air quality index/AQI ) di Palangkaraya pada Rabu pagi, mencapai angka 460. Angka tersebut menunjukkan kualitas udara di Palangkaraya berada dalam kategori berbahaya (301-500) dengan kandungan polusi PM2.5 sebesar 460 mikrogram/m3. Adapun tingkat polusi ini dapat berubah sewaktu-waktu.
Sedangkan AQI di Pekanbaru mencapai angka 351 dengan konsentrasi PM2.5 sebesar 300,6 mikrogram/m3.
Sebagai catatan, ambang batas normal yang ditetapkan World Health Organization (WHO) untuk kandungan polusi atau partikel debu halus PM2.5 adalah 25 mikrogram/m3. Sedangkan ambang batas normal polusi PM2.5 yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) adalah 65 mikrogram/m3.
Kota lainnya yang kualitas udaranya berada dalam kategori berbahaya, yakni Pontianak (Kalimantan Barat) dan Simpang (Jambi).
Sementara itu, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kualitas udara di Pekanbaru berada dalam kategori sangat tidak sehat dengan konsentrasi PM10 sebesar 294,93 mikrogram/m3. Padahal ambang batas normal PM10 yang diperbolehkan adalah 150 mikrogram/m3.
Dalam beberapa terakhir ini, kualitas udara di sejumlah kota tersebut terus memburuk akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi.
Hingga kini penanganan kasus kebakaran hutan di wilayah Indonesia telah melihat berbagai pihak. TNI, Polri, Kementerian Kehutanan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga sejumlah stakeholder lainnya termasuk pemerintah daerah ikut dilibatkan. Bahkan Presiden Joko Widodo telah melakukan pemantauan langsung ke Riau untuk menyelesaikan kasus kebakaran ini.
KEbakaran hutan dan lahan


































































































   4   5   6   7   8