Page 16 - KLIPING BELMAWA (4 JULI 2019 - SORE)
P. 16
Judul
Mahasiswa Unpad Sulap Limbah Kulit Jeruk Nipis Jadi Obat Pembasmi Jentik Nyamuk
Media
Tribunnews.com
Terbit
4 Juli 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://jabar.tribunnews.com/2019/07/04/mahasiswa-unpad- sulap-limbah-kulit-jeruk-nipis-jadi-obat-pembasmi-jentik- nyamuk
PR VALUE
Rp.0
Jurnalis
Syarif Pulloh Anwari
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lima mahasiswa Univeritas Padjadjaran (Unpad) Bandung membuat inovasi mengembangkan produk obat pembasmi jentik nyamuk dengan menggunakan limbah kulit jerik nipis.
Produk yang dinamai “Jentik Nyamuk Mati” atau “Jemukti” ini dikembangkan oleh Muhamad Imam Muhajir (FMIPA), Ajar Faflul Abror (FMIPA), Regi Admar Yusup (FMIPA), Sandi Sudjatmiko (FISIP), dan Diani Citra Ayu (Fikom) dengan dosen pembimbing Dr Euis Julaeha MSi.
"Jemukti" Merupakan obat khusus pembasmi anak nyamuk atau jentik yang berbentuk serbuk menggunakan teknologi effervescent.
Teknologi effervescent hanya perlu membubuhkan obat ke berbagai genangan air dan mencelupkan tablet effervescent, secara otomatis obat akan melarut dalam air.
Anggota tim pembuat obat Jemukti, Muhamad Imam Muhajir menceritakan ide awal pembuatan obat pembasmi jentik nyamuk tersebut, berawal dari kegelisahan banyaknya yang mengidap penyakit demam berdarah.
"Ya pertama ide awalnya pada saat itu lagi musim hujan, di wilayah kampus kami itu banyak sekali yang mengidap penyakit demam bedarah, di daerah Jatinangor, di daerah lain pun ada, Dari situ maka saya bersama teman saya memikirkan bagaimana jika kita membuat obat pembasmi jentik yang ramah lingkungan," ujar Imam kepada Tribun Jabar melalui sambungan telepon, Kamis (4/7/2019).
• Polisi Sebut Aksi Perkosaan Anak di Bawah Umur di Sumedang Itu Spontan, Korban Dijemput Tersangka
Mahasiswa Unpad ciptakan obat pembasmi jentik nyamuk dari kulit jeruk nipis
Mahasiswa Unpad ciptakan obat pembasmi jentik nyamuk dari kulit jeruk nipis (istimewa)
Selain itu, Imam mengaku memilih bahan dasar obat Jemukti dari limbah kulit jeruk, lantaran menurut surveynya obat-obatan pembasmi jentik nyamuk di Indonesia masih menggunakan bahan sintetis, menurutnya bahan tersebut berbahaya bagi tubuh manusia.