Page 3 - KLIPINGBELMAWA06112019PAGI
P. 3
Jenkins menjelaskan program Skills for Prosperity diharapkan mampu menghasilkan kurikulum pendidikan vokasi kemaritiman yang berbasis kompetensi, kepemimpinan dan kualitas pembelajaran, berorientasi pada kebutuhan industri, kerjasama yan kuat antarpemangku kepentingan, dan mengakomodasi kelompok masyarakat yang terpinggirkan.
Oleh karena itu, pihaknya juga bekerjasama dengan Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO) yang bertugas menjembatani empat politeknik beserta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dengan industri terkait seperti industri perkapalan, pelayaran, perikanan, hingga kepelabuhanan.
Jenkins belum bisa menjelaskan bagaimana pengalokasian dana sebesar £8 juta kepada empat politeknik yang dipilih sebagai pilot project atau proyek percobaan itu. Namun, yang jelas dia menyebut dana tersebut akan dialokasikan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing politeknik.
Program Skills for Priority di Polimarin akan berfokus pada peningkatan keterampilan Bahasa Inggris. Kemudian di PPNS akan dilakukan peningkatan pembelajaran digitalisasi manajemen pelabuhan dan desain pembuatan kapal.
Peningkatan kualitas pembelajaran terkait manajemen logistik akan dilakukan di Polibatam. Adapun di Polimdo akan ada pengembangan kursus ekonomi kelautan untuk mengajarkan keterampilan kewirausahaan dan industri skala kecil kepada masyarakat di pesisir.
“Program Skills for Priority tidak akan berhenti di pengembangan pendidikan vokasi kemaritiman di empat politeknik ini saja. Kami akan mencari sektor-sektor lain yang peluangnya terbuka bagi Inggris dan Indonesia untuk bekerja sama,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Director International Labour Organization (ILO) Indonesia Michiko Miyamoto mengatakan kesuksesan program Skills for Priority baru akan terlihat apabila masyarakat, terutama yang terlibat langsung dalam program tersebut taraf hidupnya meningkat. Dia menyebut setinggi apapun pertumbuhan ekonomi dari suatu negara akan sia-sia apabila masih banyak masyarakatnya yang tidak sejahtera.
“Melalui pengalaman yang kami miliki, akan kami pastikan program Skills for Priority sepenuhnya mampu memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat di Indonesia. Pengembangan SDM merupakan upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan. Tanggung jawab siapa? Itu tanggung jawab semuanya, bukan hanya pemerintah saja, industri juga punya tanggung jawab disana, untuk itu kami hadir,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Mahasiswa (Belmawa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Ismunandar mengatakan untuk menyukseskan program Skills for Priority pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan minat masyarakat akan pendidikan vokasi, terutama di tingkat pendidikan tinggi yang menurutnya masih sangat rendah.
“Proporsi mahasiswa pendidikan tinggi vokasi seperti politeknik ini masih rendah, hanya 15% dari total mahasiswa. Ini perlu ditingkatkan lagi, karena saat ini yang paling penting dan dibutuhkan adalah softskills. Dimana softskills ini bisa dipelajari? Salah satunya melalui praktik kerja yang dilakukan di pendidikan vokasi. Softskills ini yang nantinya membuat lulusan pendidikan vokasi menjadi lebih humanis, kreatif, empatik, dan punya