Page 6 - BAHANABELMAWA
P. 6

67
LAPORAN UTAMA
Disrupsi Teknologi di Perguruan Tinggi
Intan Ahmad Dirjen Belmawa
Pada edisi ini Tim Majalah Belmawa
berkesempatan bertukar pikiran dengan Prof Intan Ahmad Ph D D Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti) Di sela kesibukan pekerjaannya beliau berkesempatan meluangkan waktu sejenak untuk memaparkan fenomena disrupsi teknologi dan dampaknya pada transformasi pembelajaran daring di Indonesia Disrupsi teknologi bagi Intan merupakan fenomena yang tidak bisa dihindari termasuk dalam proses pembelajaran pendidikan tinggi “Ya sebenarnya disrupsi itu kan kan sesuatu yang tidak tidak kita duga tapi terjadi itu suatu tidak tidak mungkin bisa kita hindari” papar Intan Perkembangan teknologi ini telah mengubah paradigma pembelajaran pendidikan tinggi Intan menekankan bahwa pembelajaran daring bukan menggantikan pembelajaran tradisional yang bersifat tatap muka Justru pembelajaran yang sifatnya hybrid akan memperkaya pembelajaran tatap muka “Jadi orang masih perlu bisa belajar dari dosen rekan mahasiswa dan sebagainya karena itu pembelajaran bukan secara kognitif saja tapi juga itu belajar yang yang hal lain yang yang tidak bisa kita peroleh dari belajar mesin ” terangnya Pembelajaran berbasiskan teknologi informasi dapat berjalan mudah di di Indonesia karena didukung pola konsumsi media senantiasa berubah Saat ini masyarakat kita lebih banyak banyak menghabiskan banyak banyak waktunya di dunia maya dan media sosial Kondisi ini menjadi peluang besar dalam implementasi kuliah daring “Intinya kan orang Indonesia itu secara statistik menghabiskan waktu perharinya lebih banyak menggunakan perangkat telepon pintar dibandingkan orang di di di negara maju sehingga kenapa tidak kita manfaatkan untuk proses pembelajaran” ujar Intan Rendahnya akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi menjadi alasan lain pemerintah sekuat tenaga mendorong sistem pembelajaran berbasis e-learning Hal ini tergambar dari data jumlah Angka Partisipasi Kasar (APK) Indonesia saat ini hanya sebesar 31 5 persen jauh lebih rendah dibanding negara lain seperti Malaysia Implementasi pembelajaran daring menurut Intan akan berdampak signi kan pada peningkatan APK Sistem daring diharapkan dapat meningkatkan APK hingga 40 persen “Ya sebenarnya baiknya sekarang kan (APK) kita kita sekitar 31 persen jadi kalau kita bisa mendekati negara tetangga kita kita sekitar 40 persen saya kira itu sudah luar biasa Kita begini kita kita kan punya bonus demogra tetapi kalau kita kita lihat dari tenaga kerja kita yang berpendidikan universitas itu masih sekitar 12 atau 13 persen bandingkan dengan Malaysia yang sudah 20 persen Kita perlu meningkatkan APK sehingga nanti akan lebih banyak pekerja yang pendidikannya universitas ” jelas Intan Jika menilik sejarah perkembangan daring pembelajaran ini sudah bukanlah hal baru diterapkan di di Indonesia Sejumlah perguruan tinggi bahkan telah menerapkan pembelajaran sejak lama dan memiliki sistem yang mutakhir BAHANA BELMAWA BAHANA BELMAWA 




























































































   4   5   6   7   8