Page 40 - E-Modul Virtual Lab_ Dede Saepuloh_Neat
P. 40

Psikrometer :
                            Alat ini terdiri dari dua termometer yang identik dan letaknya saling berdekatan
                            (gambar 7-1). Termometer  yang satu tidak diapa-apakan  sedang termometer
                            lainnya,  bolanya  dibalut  dengan  kain  tipis  yang  selalu  dibuat basah  dengan
                            mencelupkan  ujung  kain  tersebut  di  dalam  air  yang  berada dalam tandon
                            yang  berisi  cairan.  Oleh  karena  itu  termometer  terakhir  yang  disebut
                            termometer bola basah menunjukkan suhu T w  yang lebih rendah dari suhu T

                            yang ditunjukkan oleh termometer pertama. T disebut suhu bola kering dan T w
                            disebut suhu bola basah. Beda atara kedua suhu ini (T – T w), disebut sebagai
                            depresi bola basah dan diberi lambang DT w. Dengan mengetahui nilai T, T w,
                            dan  DT w  hasil  pengamatan maka dapatlah dicari besarnya kelembaban  nisbi
                            udara dari  suatu  tabel  yang disebut  tabel psikrometer.   Tabel   psikrometer
                            disusun   berdasarkan   rumus   psikrometer
                            semiempirik berikut ini :

                                   e = e − A (T −T )               (7-2)
                                             p
                                                    w
                                        w


                            dimana e w  adalah tekanan uap air jenuh pada suhu T w  yang dapat ditentukan
                            pada tabel ang memuat tekanan uap jenuh pada berbagai suhu (Lihat lampiran
                            B dan C).
                                Pada  umumnya,  A    clari  persamaan  (7-2)  tergantung  dari  desain
                            psikrometrik, laju ventilasi aliran (aliran udara di sekitar terrnometer), suhu
                            dan  kelembaban  tetapi  ketergantungannya  pada  suhu  dan  kelembaban
                            tidak  terlalu  besar  sehingga  dapat  dianggap  tidak  penting.  Yang  panting
                            ialah  ketergantungan  A  pada  laju  ventilasi,  terutama  pada  laju  ventilasi
                            yang  rendah,  yaitu  dibawah  3  m/dtk.  Untuk  mendapatkan   harga   A
                            tertentu,  maka  laju  ventilasi  harus  tertentu  pula.  Pada  ketinggian
                            stasiun  di  bawah  1000  meter,  pengaruh  perbedaan  p  dalam  persamaan
                            psikrometer, dapat diabaikan.
                                Jadi  dengan  menggunakan  rumus  psikrometer  tersebut  di  atas,  dapatlah
                            dihitung  tekanan  uap  air  jenuh  e   pada  kondisi  pengamatan  dari
                            hasil   pengamatan   T w    dan   (T   –   T w )   .   Disamping   itu   dapat   pula
                            ditentukan  tekanan  uap januh  e w   pada suhu pengamatan atau  suhu bola
                            kering  dari  tabel  atau  grafik  yang  menghubungkan  tekanan  uap  jenuh
                            pada   berbagai   suhu.   Pada   Lampiran   C,   dari   kedua   besaran   yang
                            didapatkan  ini,  e   dan  e w.  pada  suhu  p en ga m at an   at au   s u h u   b o l a
                            k er i n g   d ar i   t ab el   at au   g r af i k   yan g   menghubungkan  tekanan  uap
                            jenuh  pada  berbagai  suhu,  dapat  dihitung   kelembaban  nisbi  dengan
                            menggunakan persamaan (7-1).







                                    E-Modul Laboratorium Virtual Berbasis Android



                                                                                                      30
   35   36   37   38   39   40   41   42   43