Page 11 - ISI TUNTUNAN MANASIK HAJI MUZAKIR
P. 11
Perspektif Syari’at dan Tasawuf 1
BAB I
PENDAHULUAN
Å
∩®∉∪ t⎦⎫ϑn=≈yè=Ï9 j “‰δuρ %Z.u‘$7ãΒ sπ36/ Î “%©#s9 Ĩ$Ψ=Ï9 yìÊρ ;MøŠ/ t tΑ¨ρ& r ¨β) Î
©
Y
ù
Ï
t
Ï
¨
è
t
ã
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat
beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang
diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”
(QS. Ali-Imran [3]: 96)
i
É
s
y
t
ö
¨
t
s
t
Ï
ã
kÏm Ĩ$Ζ9$# ’n?ã ¬!uρ $ΨÏΒ#u™ tβ%x. …zyŠ ⎯Βuρ ( zΟŠδ≡/Î) ãΠ$)¨Β ×M≈uΖt/ 7M≈tƒ#u™ ÏμŠÏù
Y 3
t
x
y
t
t
x
Ï
Î
ø
ø
s
Í
∩®∠∪ t⎦⎫ϑn=≈yè9$# Ç⎯ã ;©_î ©!$# ¨β*sù tx. ⎯Βuρ 4 Wξ‹Î6™ Ïμ‹s9) Î tí$ÜtGó™# $ Ç⎯Β ÏMøt79$#
ø
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu
(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka Sesungguhnya
Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”
(QS. ali-Imran [3]: 97)
Ibadah haji merupakan pelaksanaan Rukun Islam yang kelima.
Perjalanan ibadah haji merupakan perjalanan ruhani menuju Allah
Swt. yang dilakukan dengan segala ketulusan dan keikhlasan hati
untuk merasakan, menyaksikan Keagungan Allah dan “bertemu” dengan
Allah saat berada di dua Tanah Haram-Nya (al-Haramain asy-Syarifain)
1