Page 122 - BUKU SUPLEMEN FULL REVISI 2022_Neat
P. 122
Untuk orang dengan kasus COVID-19 tanpa gejala atau bergejala ringan, sistem
imun cenderung menjalankan mekanisme pertahanan tubuh sebagaimana
biasanya, atau setidaknya tidak berkembang menjadi penyakit parah.
Tetapi dalam kasus yang parah, terutama pada orang tua, respon imun bisa
mebnedung. Keadaan yang membuat komplikasi sehingga membuat pasien dalam
kondisi kritis. Pendeerita dengan penyakit komorbid/ bawaan seperti penyakit
kardiovaskular, tekanan darah tinggi, kegemukan, diabetes, dan penyakit paru,
berpeluang mengembangkan COVID-19 yang semakin parah.
Saat respon imun meningkat sementara sistem imun yang bekerja membersihkan
virus tidak dapat berfungsi dengan baik, maka tubuh akan mengirimkan sinyal
bantuan tetapi gagal mengendalikan penyakit. Hal ini akan menimbulkan badai
sitoksin.
Selama badai sitokin, sistem kekebalan Anda menjadi hiperaktif. Hasil akhir dari
peradangan yang berlebihan ini dapat mencakup kerusakan kritis pada organ-
organ seperti paru-paru, ginjal, dan jantung, risiko pembekuan darah di tempat-
tempat seperti paru-paru (emboli paru) atau otak (stroke), dan syok septik. Paru-
paru akan terisi dengan cairan, dan banyak organ gagal atau tidak dapat berfungsi.
Ada beberapa catatan yang mendukung penelitian-penelitian mekanisme sistem
imun tubuh menghadapi COVID-19:
Respons imun seperti badai sitokin juga disebut dengan respon tidak
terkontrol, yang disebabkan oleh hiperaktifasi makrofag dan monosit.
Garis pertahanan pertama yang dilakukan oleh sistem imun tubuh dengan
mengeluarkan IgM dan IgG.
Deteksi IgM dalam serum mengungkapkan seseorang baru terpapar virus
sementara deteksi IgG menunjukkan bahwa paparan terjadi beberapa hari
sebelumnya.
Oleh karena itu, mengingat bahwa gejala infeksi dapat terjadi dalam14 hari,
dalam banyak kasus sulit untuk secara akurat menentukan kapan
seorangpasien terjangkit virus.
You can do your party by wearing a mask
and practicing social distancing.
105