Page 104 - Modul Elektronik Pola-Pola Hereditas pada Makhluk Hidup by Mia Angriana Juniarti
P. 104
Peristiwa Gagal berpisah (nondisjunction) dapat terjadi selama anafase mitosis,
meiosis I, atau meiosis II. Selama anafase, kromatid saudara (atau kromosom homolog
untuk meiosis I), akan berpisah dan bergerak ke kutub sel yang berlawanan, ditarik oleh
mikrotubulus. Dalam nondisjunction, pemisahan gagal terjadi menyebabkan kedua
kromatid saudara atau kromosom homolog ditarik ke salah satu kutub sel. Sehingga akan
menyebabkan kelebihan kromosom pada satu kutub (trisomi (2n+1)), sedangkan
kutub yang lain akan kekurangan kromosom (monosomi (2n+1)) atau disebut juga
dengan sel aneuploidi. Serta seorang individu juga dapat memiliki jumlah kromosom
induk (parental/orang tua) atau tiga kali lebih dari setiap kromosom haploid induk yang
disebut juga dengan poliploidi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya gagal berpisah diantaranya
yaitu radiasi, umur orang tua, genetik, infeksi, dan autoimun. Gagal berpisah dapat
menyebabkan cacat lahir, misalnya sindrom down pada manusia adalah bentuk
trisomi yaitu gagal berpisah yang sel anakan mengandung kromosom ekstra (total 47,
bukan 46) pada autosomal. Gagal berpisah juga dapat terjadi pada gonosom misalnya
sindrom turner pada manusia adalah bentuk monosomi yang menyebabkan seorang
perempuan hanya memiliki satu kromosom X. Gagal berpisah pada kromosom seks
biasanya memiliki resiko yang lebih ringan daripada gagal berpisah pada kromosom
autosomal, tetapi masih berdampak pada kualitas hidup individu. Pengobatan yang
diberikan kepada seorang yang mengalami sindrom ataupun kelainan lain yang
disebabkan oleh nondisjunction pada autosom maupun gonosom hanya bertujuan
untuk meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup bagi penderitanya.
Untuk lebih memahami materi gagal berpisah (nondisjunction) silakan
mengakses video berikut.
https://www.youtube.com/watch?v=JLB_IO_y4gY
104 | Pola-Pola Hereditas Pada Makhluk Hidup