Page 2 - 14 November 2021 warta online1
P. 2

Renungan                                     Sama Tak Selalu Indah,

                                          Berbeda Kadang Lebih Menggoda


        Bacaan: Rut 1 : 1 – 22
        Nats :
        “Beginilah  kiranya  TUHAN  menghukum  aku,  bahkan  lebih  lagi  dari  pada  itu,
        jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!”
        (Ayat 17b)

        Ada  sebuah  pernyataan, “Jika  anda  membenci  perbedaan,  sejatinya  anda
        membenci  seluruh  manusia  –  karena  semua  manusia  itu  dicipta  berbeda
        adanya”. Hakikatnya  manusia  dicipta  dengan  keperbedaan  –  mulai  dari  sifat,
        karakter,  latar  belakang,  golongan,  dan  segala  atribut  yang  lain.  Namun

        pertanyaan  besarnya  adalah “Modal  keperbedaan  yang  ada  dalam  diri  setiap
        manusia  ini  akan  digunakan  untuk  membangun  apa?  Tembok  pemisah  karena
        berbeda atau jembatan penghubung keselarasan dalam keperbedaan?”

        Berbicara  masalah  perbedaan,  kisah  Rut  Naomi memiliki modal  yang  lebih  dari

        cukup  untuk  membuat  batasan  ataupun  tembok  pemisah!  (1)  Rut  adalah  orang

        Moab,  sedangkan  Naomi  adalah  orang  Yahudi.  Mereka  memiliki  cara  dan  latar

          belakang yang berbeda dalam memahami Tuhan. (2) Relasi mereka hanya sebatas
          menantu-mertua (bukan hubungan sedarah/ sekandung). Ada modal dan peluang
          yang cukup jika mereka mau membuat jarak! Namun mereka mengolah modal itu
          bukan  untuk  semakin  berjarak,  melainkan  membuat  penghubung  yang  pada
          akhirnya mereka mampu untuk saling memahami. Pada akhirnya, mereka sama-
          sama memahami arti kehilangan sosok yang dikasihi (Rut kehilangan suami dan
          Naomi  kehilangan  anak).  Mereka  sama-sama  memahami  bahwa  relasi  mereka

        tidak sekedar menantu-mertua, melainkan sudah menjadi relasi anak-orang tua.

          Kebijaksanaan  untuk  mengolah  modal  perbedaan  inilah  yang  menjadi  sebuah
          tantangan  bagi  kita  bersama!  Mari  melihat  diri,  masihkah  kita  sibuk  untuk
          memaksa agar semua orang menjadi sama dengan kita? Masihkah kita sibuk untuk
          terus berpusat pada sebuah batasan jelas antara aku dan kamu? Atau masihkah

        kita sibuk mengurus sampul yang berbeda tanpa sama sekali menyentuh masalah

        sosial bersama? Di sini, saya bergumam,   “Mengapa Tuhan mengijinkan pandemi
        Covid-19  ini  terjadi  dalam  kehidupan     manusia  bersama?” Mungkin  Tuhan  mau

        membuka mata semua orang yang masih sibuk membangun sekat pemisah bahwa

        pada  kenyataan  dalam  sebuah  penderitaan  bersama,  kita  adalah  saudara  dan

        keluarga  yang  sama-sama  merindukan  tentram  dan  bahagia  dalam  relasi  cinta.

        Amin. [gus].
                       “Cinta menciptakan jembatan dalam keperbedaan”
   1   2   3   4   5   6   7