Page 2 - 17 Okt 2021 warta online
P. 2
Renungan
Diingatkan dan Mengingatkan
Ulangan 5 : 22 – 33
Nats: “Maka lakukanlah semua itu dengan setia, seperti yang diperintahkan
kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri.”
(Ayat 32).
“Kok dekorasinya jadi seperti ini, padahal konsep dekorasi waktu rapat kemarin
kan tidak seperti ini?” teriak seorang ketua panitia natal dengan nada penuh
kemarahan. Ia merasa marah karena tim dekorasi merubah konsep dekorasi dan itu
tentunya berdampak pada rangkaian acara yang telah dipersiapkan. Akhirnya
dengan sedikit keterpaksaan tim dekorasi merombak hasil dekorasi dan menata
ulang dekorasi agar sesuai dengan hasil kesepakatan rapat dan tidak mempengaruhi
rangkaian acara yang telah dipersiapkan. Cerita ini menggiring saya untuk
berpikir, “Seperti itu ya, kadang hidup manusia bersama Allah, berapa kali Allah
harus mengulang-ulang pengajaran-Nya agar manusia sampai akhirnya taat dan
paham dengan apa yang menjadi kehendak-Nya.”
Seperti bangsa Israel yang sering gagal melakukan konsep yang diberikan Allah
kepada mereka. Mereka sering berjalan sesuai kemauan mereka sendiri tanpa
peduli dengan apa yang menjadi konsep Allah atas diri mereka. Namun yang
menjadi istimewa adalah Allah melalui abdi-abdi-Nya tidak bosan-bosan untuk
terus mengingatkan mereka (Ul. 5:32-33), meskipun terkadang respon bangsa Israel
ketika menerima ulangan pengajaran itu belum sampai pada tataran kesadaran dan
ketulusan. Hal ini ditunjukkan dengan berulangkali mereka jatuh dan menjauh dari
Allah.
Keseriusan memperhatikan setiap peringatan dari Tuhan dan kesediaan diri untuk
terus mentaati ‘konsep Allah’ atas kehidupan ini merupakan sebuah bentuk
cerminan kesungguhan relasi bersama dengan Dia. Di sisi yang lain, Allah tak henti-
hentinya memberikan kesempatan demi kesempatan dan terus memperingatkan
manusia ketika mereka jatuh pada sebuah penyimpangan. Pertanyaannya, “Masih
berkenankah manusia-manusia ini untuk mengingatkan kepada yang lain ketika
mereka membuat kecewa, ingkar akan kesepakatan, dan mendukakan hati
Tuhan?” Jika Allah yang tak pernah ingkar berkenan untuk terus memberikan
kesempatan agar manusia mampu memperbaiki diri, maka seharusnya kita juga
mau memberikan kesempatan kepada sesama kita agar mereka pun mampu
memperbaiki diri mereka! Amin. [gus].
“Aku mengingatkan dengan cinta karena Allah mengingatkanku dengan cinta.”