Page 10 - E-Modul Moderasi Beragama dalam Bingkai Toleransi
P. 10
Berkaitan dengan moderasi beragama Allah swt
berfirman dalam QS. Al-Baqarah/2:143 yang berbunyi,
ٰ
ْ
ٰ
َ
ُ
َ س اَّنلا ىلع َ ءٓاَدهُش اوُنوُکَتِل اطسو َ ةما َ مُكنلعج َ كِلذَكو
َ
ِ
َ
ْ ْ
َّ َّ
َ
ْ
َ
َ
َ َ
َ
َ
دْ
ا
ي
… َهَش َ مُكْيلع َ ُلوُسرلا ََنوُكَيو
ْ َّ
ْ
َ
ْ
ِ
َ
Artinya:
“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat
Islam) “umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas
(perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi
saksi atas (perbuatan) kamu....” [QS. Al-Baqarah/2:143]
Berdasarkan ayat di atas terdapat 3 hal yang perlu
digaris-bawahi yaitu:
1. Ja'ala (menjadikan), yaitu untuk menjadi moderat
seseorang (umat) perlu mengupayakannya.
2. Ummatan (umat), Islam sudah pasti moderat, akan tetapi
umat Islam belum tentu moderat. Ada umat Islam yang
tidak menjalankan Islamnya dengan baik, bahkan ada juga
sikap dan perilakuknya bertentangan dengan nilai-nilai
Islam. Oleh karena itu, yang disuruh untuk moderat adalah
umatnya bukan agamanya.
3. Wasathan, artinya moderat; berada di tengah; sebanding;
seimbang atau tidak condong kanan ataupun kiri (Husein
Ja'far A: 2022).
Dengan demikian ummatan washatan adalah umat
pertengahan, tidak berlebihan atau ekstrim. Tafsir QS. Al-
Baqarah/2:143
Ummatan wasathan digambarkan sebagai umat yang
adil, senantiasa menegakkan keadilan dan kebenaran serta
membela yang hak dan melenyapkan yang batil, juga berlaku
seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat (Tafsir Qur'an
Kemenag Online: 2015).
4