Page 18 - E-Modul Moderasi Beragama dalam Bingkai Toleransi_Kelas IX
P. 18
Untuk itu, sudah sepatutnya kita menjalin hubungan
baik dengan saudara seiman. Kalaupun terjadi perselisihan
maka perbaikilah hubungan tersebut. Sebagaimana firman
Allah swt dalam QS. Al-Hujurat/49:10 yang berbunyi,
َ
ُ
ْ
َ َّ اللَّاوق َّ ُ َ تاوََمكْيوَخأََنْيَبَاو َ َ َ ِ ِ ُ ْ َ ِ
ۚ
ُحِلْصأَفَ ةوخإََنوُنمْؤملاَامَّنإ
َ
ْ
َ
َ
َّ
ُ ُ َ
ََنومحرتَمكلعل
ْ
ُ َ
ْ َ
Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan)
antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat.” [QS. Al-Hujurat/49:10]
Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa
sesungguhnya orang-orang mukmin semuanya bersaudara
seperti hubungan persaudaraan antara nasab karena sama-
sama menganut unsur keimanan yang sama.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dalam hadits
sahihnya, dari 'Abdullah bin 'Umar, “Muslim itu adalah
saudara muslim yang lain, jangan berbuat aniaya dan
jangan membiarkan melakukan aniaya. Orang yang
membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah membantu
kebutuhannya. Orang yang melonggarkan satu kesulitan dari
seorang muslim, maka Allah melonggarkan satu kesulitan di
antara kesulitan-kesulitannya pada hari Kiamat. Orang yang
menutupi aib saudaranya, maka Allah akan menutupi
kekurangannya pada hari Kiamat.” [HR. Bukhari].
Dengan demikian, dapat dipahami
bahwa persaudaraan itu mendorong ke
arah perdamaian. Oleh karena itu, Allah
swt menganjurkan untuk mempertahankan
persaudaraan tersebut dalam rangka
memelihara ketakwaan pada-Nya.
13