Page 31 - Kesetimbangan Kimia
P. 31
Let's Practice
Orientasi Masalah
Pekanbaru (ANTARA) - Sekretaris
Jenderal (Sekjen) Lembaga Perlindungan
Anak Indonesia (LPAI) Titik Suhariyati,
Sabtu, menyebutkan angka konsumsi
tembakau di kalangan remaja di umur 15-19
tahun cukup tinggi.
Berdasarkan data dari Global Youth
Tobacco Survey (GYTS) 2009, 20,3 persen
anak sekolah di usia 13-15 tahun telah
merokok. Perokok pemula di usia 10-14
tahun naik dua kali lipat dalam 10 tahun
terakhir dari 9,5 persen pada tahun 2001
menjadi 17.5 persen pada tahun 2010. Data
Global Youth Tobacco Survey, Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas), dan Sentra
Informasi Keracunan Nasional (Sikernas)
dari BPOM menyebutkan ada 3 dari 4 orang
di Indonesia mulai merokok di usia kurang
dari 20 tahun.
"Prevalensi perokok anak terus naik setiap tahunnya. Pada tahun 2018 prevalensi perokok anak
10.70 persen. Jika tidak dikendalikan, angka ini akan meningkat hingga 16 persen di tahun
2030," papar Titik melalui video conference.
Global Youth Tobacco Survey (2000) menemukan 73-80 persen remaja terpapar iklan rokok
berbagai jenis melalui bermacam media. Media yang paling banyak digunakan untuk
mengiklankan produk tembakau adalah kegiatan olahraga, kegiatan-kegiatan remaja lainnya
dan papan reklame.
"Rata-rata 11 persen remaja di dunia pernah ditawari rokok oleh pabrik rokok. Bahkan di Jakarta
persentasenya ternyata lebih tinggi yaitu 13,2 persen," lanjutnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, LPAI menggagas program TC Warrior, dengan tujuan
membentuk dan meningkatkan kapasitas kelompok anak dan remaja yang memiliki
pengetahuan dan dapat berperan aktif dalam kampanye perlindungan anak dari gempuran
paparan iklan maupun sponsor rokok yang secara sistematis menargetkan anak sebagai
penerus perokok.
Sumber :
https://riau.antaranews.com/berita/328071/terpapar-iklan-angka-konsumsi-rokok-anak-
indonesia-tinggi
21