Page 20 - Page 218 of
P. 20

c)  Tidak bisa dikuasai oleh setan
                        Seseorang yang bertawakal tidak bisa dikuasai oleh setan. Sebab, setan tidak
                     punya kemampuan menggoda orang-orang yang dekat dengan Allah Swt. Hal
                     ini sesuai dengan irman Allah Swt. dalam Q.S. an-Nahl/16: 99
                                                                                       َ
                                              َ  ْ  ُ َ َ َ َ ْ ّ َ  ٰ  َ َ ْ ُ َ  ٰ  َ ْ  َ  َ  َ ٌ ٰ  ْ  ُ ٗ  َ  َ ْ ٗ َ
                                           ڶ ن٣ۏۊ٣ت٨ ٕ܀܁ر ܑܛܜو ا٣ۡ٘ا ۥۤ ِ ۘەا ܑܛܜ ٜؼٔس ۛە س܍ٓ ٠ٞ ِ ا
                                                       ِ ِ
                        Artinya: “Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang
                     beriman dan bertawakal kepada Tuhan.” (Q.S. an-Nahl/16: 99)

                     d)  Memperoleh nikmat yang tiada henti
                        Allah Swt. akan memberikan nikmat yang terus-menerus mengalir tiada
                     henti kepada hamba-Nya yang ikhtiar tanpa  mengeluh, dan selalu berharap
                     mendapatkan yang terbaik. Allah Swt. berirman dalam Q.S. asy-Syura/42: 36
                           ٰ      ٰ   َ  ٰ  َ  َ  ٰ                ْ      َ   َ       ُ  َ
                      ْ ّ َ  َ َ ْ ُ َ َ ْ  ْ َ ٌ ْ  َ ْ  َ َ َ ْ ُ  ٰ  َ  ُ َ  َ  ْ ّ ْ ُ ْ ْ  َ
                                                                            ْ
                     ٕ܀܁ر ܑܛܜو ا٣ۡ٘ا ۥۤ ِ ِۘۖۓ ܢܧباو ځڊڀ ِلا دٟ ِ ف ا٘وۚ اܵܭۙەا  ِ ة٣٩ڟږا عاتٚه  ٍ ءڣڱ ٜ ِ ٘ ٗت܍توا ٓاٚه
                                                                                     ِ
                       ِ ِ
                                                                                      ُ َ
                                                                                    َ  ْ َ َ َ
                                                                                ٷ ۚن ٣ ۏۊ ٣ ت ٨
                        Artinya:  “Apa pun (kenikmatan) yang diberikan kepadamu, maka itu
                     adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di
                     sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya
                     kepada Tuhan mereka bertawakal”. (Q.S. asy-Syura/42: 36)
                     e)  Menghargai hasil usaha
                        Seseorang yang bertawakal akan menerima apa pun hasil akhir dari
                     usahanya. Hatinya tetap gembira dan penuh rasa syukur atas semua karunia
                     dari Allah Swt. Ia akan terus-menerus berusaha maksimal untuk meraih
                     impiannya. Usaha yang telah dilakukan tersebut dijadikan bahan renungan
                     untuk terus diperbaiki di masa datang. Jika hasil usaha sendiri saja dihargai,
                     maka sikap ini akan berimbas kepada sikap menghargai hasil usaha orang lain.




                   194    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25