Page 45 - E-modul Konsep Dasar PKn SD
P. 45
nasionalis dan rakyat Indonesia terhadap Jepang. Bentuk perlawanan terhadap Jepang
ini dilakukan dengan cara kooperatif, gerakan bawah tanah, dan angkat senjata.
1) Perjuangan Kooperatif (Kerjasama)
Sejumlah tokoh nasionalis Indonesia banyak yang menggunakan kesempatan
pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Banyak di antara
mereka yang menduduki jabatan-jabatan penting dalam lembaga-lembaga yang
dibentuk Jepang. Misalnya, Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H.
Mas Mansyur menduduki pimpinan Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Melalui Putera,
para pemimpin Indonesia dapat berhubungan dengan rakyat secara langsung, baik
melalui rapat-rapat maupun media massa milik Jepang. Tokoh-tokoh Putera
memanfaatkan organisasi-organisasi itu untuk menggembleng mental dan
membangkitkan semangat nasionalisme serta menumbuhkan rasa percaya diri serta
harga diri sebagai bangsa. Mereka selalu menekankan pentingnya persatuan,
pentingnya memupuk terus menerus semangat cinta tanah air, dan harus lebih
memperhebat semangat anti imperialisme-kolonialisme. Berbagai kesatuan pemuda
yang berhasil dibentuk antara lain: Seinendan (Barisan Pemuda), Keibodan (Barisan
Pembantu Polisi), Seisyintai (Barisan Pelopor), Gakutotai (Barisan Pelajar), dan
Fujinkai (Barisan Wanita).
2) Perjuangan Bawah Tanah
Perjuangan bawah tanah adalah perjuangan yang dilakukan secara tertutup dan
rahasia. Perjuang bawah tanah ini dilakukan oleh para tokoh nasionalis yang bekerja
pasa instansi-instansi pemerintahan buatan Jepang. Jadi, di balik kepatuhannya
terhadap Jepang, tersembunyi kegiatan-kegiatan yang bertujuan menghimpun dan
mempersatukan rakyat untuk meneruskan perjuangan untuk mencapai Indonesia
merdeka. Perjuangan bawah tanah ini tersebar di berbagai tempat seperti Jakarta,
Semarang, Bandung, Surabaya, serta Medan. Kelompok-kelompok pejuang tersebut,
antara lain kelompok Sukarni, kelompok Ahmad Subarjo, kelompok Sutan Syahrir,
dan kelompok Pemuda,
3) Perlawanan Angkat Senjata
Perlakuan Jepang yang tak berperikemanusiaan menimbulkan reaksi dan
perlawanan dari rakyat Indonesia di berbagai wilayah. Kebencian ini bertambah
BAB 5 SEJARAH PERJUANGAN BANGSA | 39