Page 3 - C:\Users\ASUS-PC\Downloads\BUKU ETNOSAINS\
P. 3

PENDAHULUAN




                  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipisahkan

        dari Fisika Modern. Pada kenyataannya, pemahaman mengenai konsep Fisika


        Modern  menjadi  lebih  sulit  karena  ruang  lingkupnya  terkait  dengan  dunia

        mikroskopis  (kuantum)  atau  kecepatan  mendekati  kecepatan  cahaya

        (relativitas)  yang  tidak  dapat  diamati  langsung  oleh  panca  indera.  Berbagai

        referensi  dengan  topik  yang  beraneka  ragam  terkadang  memberikan

        interpretasi yang berbeda apabila tidak dilakukan pendalaman terhadap topik


        tersebut.

                  Fisika  modern  merupakan  cabang  ilmu  fisika  yang  mempelajari

        fenomena alam pada skala atomik dan subatomik, serta perilaku benda yang

        bergerak  dengan  kecepatan  mendekati  kecepatan  cahaya.  Fisika  modern


        berkembang pesat pada awal abad ke-20, ketika teori-teori fisika klasik tidak

        lagi  mampu  menjelaskan  fenomena-fenomena  yang  diamati  pada  tingkat

        mikroskopis dan relativistik.

                  Pada akhir abad ke-19, beberapa fenomena mikroskopis, seperti radiasi


        benda hitam dan efek fotolistrik, tidak dapat dijelaskan oleh teori fisika klasik.

        Hal ini mendorong para ilmuwan untuk mengembangkan teori-teori baru yang

        lebih  sesuai  dengan  pengamatan  eksperimen.  Sebagai  contohnya,  pada

        peristiwa efek fotolistrik, yaitu pada fenomena di mana foton-foton cahaya yang

        mengenai  permukaan  logam  menyebabkan  elektron-elektron  dalam  logam


        tersebut  terlepas.  Menurut  teori  elektromagnetisme  klasik,  intensitas  cahaya

        yang  diterima  harusnya  memengaruhi  energi  kinetik  elektron  yang  terlepas.

        Namun, pengamatan eksperimental menunjukkan bahwa energi kinetik elektron

        tidak tergantung pada intensitas cahaya, tetapi pada frekuensi cahaya.


                  Ketidakmampuan  teori  fisika  klasik  untuk  menjelaskan  fenomena-

        fenomena  ini  mendorong  pengembangan  teori-teori  baru  yang  lebih  sesuai

        dengan pengamatan eksperimen. Salah satu contohnya adalah teori kuantum

        yang dijelaskan oleh Max Planck pada tahun 1900. Planck mengusulkan bahwa
   1   2   3   4   5   6   7   8