Page 26 - E-Modul teks anekdot
P. 26
PENGAYAAN
Menampilkan
LawakanTunggal
Lawakan tunggal (stand up comedy) umumnya ditampilkan di hadapan orang
banyak. Kegiatan ini menjadi sarana menyampaikan kritik sosial. Penyampaian
kritik melalui lawakan tunggal tetaplah harus memperhatikan kesantunan dalam
berbicara maupun bersikap
Ada beberapa bagian yang berkaitan dengan naskah lawakan tunggal yaitu sebagai berikut.
1. Set Up
Set up adalah bagian tidak lucu yang menjadi pengantar lelucon yang disampaikan. Bagian ini biasanya berisi informasi. Pada struktur teks
anekdot, set up sama dengan bagian krisis.
2. Punch
Punch atau punchline adalah bagian yang mengandung unsur humor sehingga mengundang tawa penonton. Pada bagian ini komika
menyajikan kejutan atau reaksi terhadap set up yang diberikan. Punch disebut juga sebagai pembelok pikiran penonton karena berisi
sesuatu yang di luar kewajaran atas set up yang diberikan. Pada struktur teks anekdot, punch sama dengan bagian reaksi.
3. Bit
Bit adalah sepasang kesatuan set up dan punch yang membahas satu subtema. Sebuah naskah lawakan tunggal terdiri dari beberapa bit
yang saling berkaitan. Dalam satu naskah lawakan disusun atas beberapa bit.
4. Rule of Three
Rule of three adalah sebuah cara untuk mengundang tawa penonton. Rule of three digunakan melalui penyampaian tiga hal atau contoh
sesuatu. Akan tetapi, contoh yang ketiga berupa hal lucu atau punch. Contoh ketiga berisi hal yang tidak terduga, tetapi tetap masih berkaitan
dengan contoh sebelumnya.
Setelah naskah disusun, perlu dikuasai sebelum menampilkan lawakan tunggal. Tujuannya agar dapat menyampaikan isi lawakan tanpa
harus melihat naskah dengan baik. Untuk menguasai naskah, perlu membaca secara berulang-ulang sambil becermin. Dengan demikian,
Anda dapat menguasai naskah serta melihat ketepatan ekspresi atau gerak tubuh.
Dalam menyampaikan lawakan tunggal perlu memperhatikan beberapa hal berikut.
Penguasaan Naskah Lawakan
Kuasai naskah sebelum menyampaikan lawakan sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima penonton dengan baik.
Kesantunan dalam Berbahasa
Kritik dalam anekdot atau lawakan tunggal disampaikan harus santun tanpa menggunakan kata- kata kasar.
Penggunaan kata "maaf" atau "permisi" tidak dilarang, terutama apabila akan mengkritik orang yang ada di depan komika.
Penyampaian Kritik Berdasarkan Fakta yang Valid
Fakta yang valid perlu digunakan agar kritik yang disampaikan lebih diterima oleh pihak yang dikritik atau penonton.
Kesantunan dalam Berpakaian dan Bersikap
Perlu memperhatikan penampilan saat melakukan lawakan tunggal. Pergunakan pakaian yang sopan, tetapi tetap nyaman.
Pemilihan gestur atau gerak tubuh yang tepat perlu dilakukan agar tidak membuat penonton memikirkan sesuatu yang kurang baik.