Page 12 - FINAL E-MODUL SEJARAH REVOLUSI NASIONAL DI MALANG 1945-1949 OLEH ALIMATUL SA'ADAH - PRODUK SKRIPSI_Neat
P. 12

3.2   Pecahnya Agresi Militer Belanda I di Kota Malang

            Kegagalan  Pejanjian  Linggarjati  memunculkan  Peristiwa  Agresi  Militer  I
    dengan  tujuan  utamanya  adalah  merebut  daerah-daerah  perkebunan  dan
    daerah  dengan  sumber  daya  alam  yang  melimpah  terutama  minyak  bumi
    sehingga  sangat  wajar  apabila  wilayah  Kota  Malang  juga  menjadi  sasaran
    pasukan Belanda untuk dikuasai (Nasution, 1978: 137). Tepat pada tanggal 21 Juli
    1947  Belanda  melancarkan  aksi  militernya  dalam  Agresi  Militer  Belanda  I  dan
    berhasil  menduduki  wilayah  Jakarta,  Semarang,  Medan,  Padang,  dan
    Palembang.  Kemudian  berselang  3  hari  Pasukan  Belanda  bergerak  menuju
    Cirebon,  Cikampek,  Bandung,  Malang,  Surabaya,  Banyuwangi,  Probolinggo,
    dan Binjai.

           Pergerakan Pasukan Belanda untuk menuju wilayah Kota Malang di mulai
    dari  insiden  Penerobosan  pertahanan  Tentara  Indonesia  TNI  di  Porong  oleh
    Bridge  KNIL  divisi  A  (Pasukan  Belanda)  yang  berpangkalan  di  Surabaya  dan
    dalam  waktu  yang  bersamaan  Brigade  Marine  (Pasukan  Belanda)  melakukan
    pendaratan di Pasir Putih Situbondo yang kemudian melanjutkan penyerangan
    ke wilayah Banyuwangi hingga menguasai semenanjung Jawa Timur (Nasution,
    1978: 261). Setelah berhasil menerobos Porong sebagian Brigade KNIL divisi A
    bergerak  menuju  Malang  dan  sebagian  bergabung  dengan  Brigade  Marine.
    Kemudian  Pasukan  darat  Belanda  berhasil  menerobos  wilayah  pertahanan  di
    Mojosari dan terus bergerak menuju Pacet dan dari wilayah tersebut memasuki
    Kota Malang melalui Kota Batu (Kharisma & Sumarno, 2016: 948).
              Adapun  pertahanan  di  wilayah  Jawa  Timur  pada  saat  itu  dimandatkan
    kepada  Divisi  VI/Narotama  yang  dipimpin  oleh  Mayjen  Sungkono  di  wilayah
    Kediri  dan  Divisi  VII/Suropati  yang  dipimpin  oleh  Mayjen  Imam  Sujai  di
    wilayah  Malang.  Divisi  VII/  Suropati  tersebut  terdiri  dari  3  Resimen  yaitu
    Resimen  38  dipimpin  Letkol  Abdul  Rifai,  Resimen  39  dipimpin  Letkol
    Tahirudin  Cokroatmojo  dan  Resimen  40  tidak  memiliki  komandan  resmi
    (Nasution, 1978: 137). .
           Pertahanan Kota Malang, sendiri diserahkan pada Resimen 38 yang terdiri
    dari 4 Batalyon, yaitu: Batalyon I dipimpin oleh Mayor Hamid Rusdi, Batalyon
    II  dipimpin  oleh  Mayor  Abdul  Manan,  Batalyon  II  dipimpin  oleh  Mayor
    Mukhlas, dan Batalyon IV dipimpin oleh Mayor Syamsul Islam (Nasution, 1978:
    137).
                           Pembahasan Belum Selesai !!!
                          Lihat Pada Halaman Berikutnya
                        SECARA KRONOLOGIS PERISTIWA
                   AGRESI MILITER BELANDA 1 TERJADI DI MALANG


                               11
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17