Page 13 - Sistem Reproduksi Manusia
P. 13
Proses dan Tahapan
Pembentukan Sel Telur
Proses oogenesis dimulai dengan adanya mitosis dan meiosis. Mitosis adalah proses pembelahan sel
yang menghasilkan dua gamet (sel anak) yang identik.
Fase Sementara itu, meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat gamet yang masing-
pembel masingnya memiliki jumlah kromosom setengah dari sel induknya.
ahan Oogonium atau sel induk telur akan matang dan bermitosis menjadi oosit primer (sel telur menjadi
dan besar).
pengga Oosit primer sendiri nantinya akan terbelah menjadi dua bagian menghasilkan oosit sekunder (hasil
dari pembelahan).
ndaan
Pembelahan ini akan mulai terjadi saat tubuh memasuki usia pubertas, yakni umumnya sekitar usia 12
tahun.
Berbeda dengan proses spermatogenesis, pembelahan sel telur pertama pada proses oogenesis
mengalami perkembangan sitoplasma (bagian sel) yang tidak seimbang.
Fase Akibatnya, ada satu oosit (sel telur yang belum matang) yang memiliki banyak sitoplasma, sedangkan
Perkem oosit lainnya tidak memiliki sitoplasma.
bangan Oosit yang memiliki banyak sitoplasma berukuran lebih besar daripada oosit yang tidak mempunyai
sitoplasma. Oosit yang lebih kecil inilah yang disebut dengan badan polar pertama.
Setelah itu, oosit sekunder yang berukuran lebih besar akan mengalami pembelahan sel telur kedua yang
menghasilkan ootid.
Sementara, badan polar pertama juga akan membelah menjadi dua badan polar kedua.
Dapat dikatakan bahwa ovulasi atau kematangan sel terjadi ketika oosit telah mencapai tahap perkembangan
ootid.
Selama masa hidupnya, diperkirakan setiap wanita bisa memiliki sekitar 400 sel matang. Lalu, setelah
Fase pembuahan, maka ootid sudah melewati tahap akhir pematangan dan bisa menjadi sel telur.
Pemata Ootid kemudian akan berkembang menjadi sel telur apabila bertemu dengan spermatozoa alias sel sperma.
Jika oosit atau ootid bertemu dengan sel sperma dan pembuahan tidak terjadi, siklus oogenesis terulang kembali.
ngan Namun, tidak hanya itu, sel telur yang tidak jadi berkembang akan luruh dari dinding rahim dan menjadi darah
menstruasi.
Proses ini nantinya bisa mengalami degenerasi atau perubahan, tergantung pada faktor-faktor dalam tubuh yang
bisa memengaruhi siklus haid ini.
12