Page 59 - E-MODUL BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE MATERI SEL
P. 59
Bio Unique!
Bio Unique!
Manfaat Puasa Pada Proses Autophagy
Dalam berbagai ajaran agama, puasa dianjurkan sebagai bentuk ibadah dan
pendekatan diri kepada Tuhan. Tapi taukah kamu, bahwa dibalik perintah ini
terdapat manfaat yang sangat luar biasa bagi tubuh? Salah saunya pada
proses autofagi, yang menjadi salah satu bukti bahwa ajaran Tuhan
membawa kebaikan, bukan hanya untuk jiwa, melainkan untuk raga.
Autofagi berasal dari bahasa Yunani, yang
berarti “memakan diri sendiri”. Autofagi
(autophagy) adalah proses alami tubuh untuk
membuang sel-sel yang rusak dan tidak
berfungsi, sekaligus menggantinya dengan sel-
sel baru yang sehat sehingga mampu bekerja
lebih efisien.
Autofagi
Merupakan proses daur ulang yang memanfaatkan sumber daya sel yang sudah
ada secara maksimal. Prosesnya meningkat ketika sel-sel kekurangan nutrisi atau
oksigen, sehingga tubuh harus memanfaatkan sumber daya yang sudah ada sebaik
mungkin, karena sel tidak mendapatkan energinya dari sumber luar.
Autophagy adalah mekanisme alamiah dalam tubuh makhluk hidup. Walau
demikian, sejumlah faktor diyakini dapat memicu atau mempercepat prosesnya.
Salah satu aktivitas yang dapat memicu autofagi yaitu puasa. Saat berpuasa,
tubuh Anda tidak mendapatkan asupan makanan selama belasan jam.
Hal ini terus berlangsung selama berhari-hari Beberapa manfaat autofagi antara
sehingga tubuh lambat laun mulai terbiasa lain, meremajakan sel tubuh dan
dengan berkurangnya asupan kalori dan zat membantu mencegah penuaan dini,
gizi. Berkurangnya asupan kalori saat puasa menjaga fungsi tubuh tetap normal
membuat sel tubuh mengalami stres. Padahal, sekalipun kekurangan karbohidrat
sel tubuh memerlukan kalori untuk berfungsi ketika berpuasa, mencegah
normal. Sel tubuh pun beradaptasi dengan cara pertumbuhan sel kanker, membuang
mengurangi kalori yang digunakan untuk zat racun yang meningkatkan risiko
menjalankan fungsi tersebut. Pada kondisi penyakit saraf seperti penyakit
minim energi, sel tubuh juga harus bekerja Parkinson atau lainnya.
dengan lebih efisien.
(Lestari, 2025)
(Lestari, 2025)
54

